SERAYUNEWS – Penerapan QRIS di Indonesia memberikan banyak keuntungan, baik bagi konsumen maupun para pelaku usaha.
Bagi konsumen, QRIS menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi, mengurangi ketergantungan pada uang tunai, dan meningkatkan keamanan karena tidak perlu bawa uang fisik.
Namun, di balik kemudahan dan keefektifan, QRIS juga rentan terhadap berbagai modus penipuan yang perlu pengguna waspadai.
Oleh karena itu, redaksi akan menyajikan lima modus penipuan QRIS yang wajib Anda ketahui. Dengan begitu, Anda tidak akan menjadi korban.
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah standar kode QR yang dirancang oleh Bank Indonesia untuk memfasilitasi berbagai jenis pembayaran digital di Indonesia.
Muncul pada tahun 2019, QRIS mengintegrasikan berbagai penyedia layanan pembayaran sehingga transaksi menjadi lebih praktis dan efisien.
Dengan satu kode QR, pengguna dapat melakukan pembayaran menggunakan aplikasi dari berbagai bank dan penyedia layanan keuangan lainnya.
Ini menjadikan QRIS sebagai solusi pembayaran digital yang memudahkan transaksi di era digital yang serba cepat ini.
Penipuan dengan modus pemalsuan kode QR biasanya terjadi dengan menempelkan kode QR palsu di atas kode QR asli milik pedagang.
Saat konsumen memindai kode tersebut, dana akan terkirim ke rekening penipu, bukan ke rekening pedagang.
Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen untuk selalu memeriksa keaslian kode QR sebelum melakukan transaksi.
Penipu seringkali mengirimkan tautan melalui pesan teks atau email yang mengarahkan pengguna ke situs web palsu yang tampak seperti situs resmi layanan pembayaran.
Di situs ini, penipu meminta pengguna untuk memasukkan informasi pribadi atau detail login. Kemudian penipu menggunakannya untuk mengakses akun pengguna dan mencuri dana.
Penipu dapat menarik perhatian korban dengan menawarkan diskon atau promosi menarik melalui kode QR.
Setelah memindai kode QR tersebut, penipu mengarahkan korban ke situs web palsu atau mengisi informasi pribadi yang kemudian disalahgunakan.
Pengguna harus selalu berhati-hati dan memastikan bahwa promosi berasal dari sumber yang terpercaya.
Beberapa penipu menggunakan aplikasi editing untuk memalsukan bukti pembayaran yang menunjukkan seolah-olah mereka telah melakukan pembayaran melalui QRIS.
Pedagang yang tidak teliti dapat tertipu dengan bukti pembayaran palsu ini, sehingga penting untuk memeriksa status transaksi melalui aplikasi resmi atau sistem pembayaran yang digunakan.
Penipu sering membuat aplikasi palsu yang meniru aplikasi resmi penyedia layanan pembayaran. Setelah diunduh, aplikasi ini dapat mencuri data pribadi dan informasi keuangan pengguna.
Untuk menghindari penipuan ini, pengguna harus selalu mengunduh aplikasi dari sumber resmi seperti Google Play Store atau Apple App Store dan memeriksa ulasan serta rating.
Dengan memahami modus-modus penipuan tersebut, pengguna QRIS dapat lebih waspada dan melindungi diri dari potensi kerugian.
Edukasi dan kesadaran akan keamanan digital sangat penting dalam era pembayaran digital ini, sehingga semua pihak dapat menikmati manfaat QRIS tanpa risiko penipuan.*** (Umi Uswatun Hasanah)