SERAYUNEWS – Denim telah menjadi salah satu bahan favorit dalam pembuatan jeans dan jaket, terkenal karena ketahanannya serta gaya yang timeless.
Namun, masih banyak orang salah kaprah mengenai cara merawat denim, terutama dalam hal frekuensi pencucian.
Ternyata, terlalu sering mencuci denim justru dapat merusak kualitasnya dan mengurangi umur pakai.
Berikut ini beberapa alasan mengapa sebaiknya Anda tidak sering mencuci denim.
Secara umum, denim tidak perlu dicuci setiap kali dipakai. Mencuci denim setelah satu kali penggunaan dapat membuat bahan cepat rusak dan memperpendek masa pakainya.
Sebagai gantinya, Anda bisa mengikuti panduan berikut: mencuci denim setiap tiga hingga sepuluh kali pemakaian, tergantung pada seberapa sering Anda menggunakannya dan jenis aktivitas yang dilakukan.
Jika denim sering dipakai untuk aktivitas berat atau di lingkungan yang kotor, seperti pekerjaan di luar ruangan, mencuci jeans setelah tiga kali pemakaian mungkin diperlukan.
Untuk aktivitas ringan seperti berjalan-jalan di kota atau bekerja di kantor, Anda bisa mencuci jeans setelah lima hingga sepuluh kali pemakaian.
Cara ini menjaga warna, serat, dan bentuk denim agar tetap awet. Anda juga bisa mencoba tips sederhana untuk menjaga kesegaran denim tanpa mencucinya terlalu sering.
Cara itu seperti menggantungnya di tempat dengan sirkulasi udara yang baik atau memasukkannya ke dalam freezer semalaman untuk membunuh bakteri penyebab bau.
Denim dikenal dengan warnanya yang khas dan tahan lama. Namun, sering mencuci denim dapat membuat warna aslinya memudar lebih cepat.
Air dan deterjen dapat merusak pigmen warna yang menempel di serat denim, sehingga jeans yang dulunya gelap akan memudar dan terlihat usang.
Oleh karena itu, membatasi frekuensi pencucian akan membantu menjaga tampilan denim agar tetap segar lebih lama.
Selain warna, mencuci denim terlalu sering juga bisa merusak serat kain. Denim, yang terbuat dari katun kuat, dapat melemah jika terlalu sering terkena air dan gesekan mesin cuci.
Proses mencuci yang berulang-ulang bisa menyebabkan benang-benang denim terkikis dan membuat teksturnya lebih kasar.
Hal ini juga dapat menimbulkan kerutan atau robekan di area-area tertentu seperti lutut atau kantong.
Denim akan semakin nyaman dipakai seiring waktu karena bahan ini menyesuaikan bentuk tubuh pemakai.
Jika terlalu sering dicuci, serat denim akan mengerut dan kembali ke bentuk aslinya, sehingga perlu waktu untuk kembali menyesuaikan bentuk tubuh Anda.
Dengan tidak mencuci denim terlalu sering, Anda dapat menikmati kenyamanan optimal dari pakaian yang sesuai dengan tubuh Anda.
Mencuci denim terlalu sering juga tidak ramah lingkungan karena membutuhkan banyak air. Produksi denim sendiri sudah memakan banyak air, dari proses pembuatan hingga pewarnaan.
Mengurangi frekuensi mencuci denim tidak hanya baik untuk pakaian Anda, tetapi juga membantu mengurangi penggunaan air yang berlebihan.
Denim, meskipun sering dipakai, tidak mudah kotor seperti kain lainnya. Dibandingkan kaos atau kemeja yang mudah menyerap keringat, denim lebih tahan terhadap noda ringan dan bau.
Jika hanya digunakan untuk aktivitas ringan, denim tidak perlu sering dicuci. Noda kecil juga bisa dihilangkan dengan lap basah tanpa harus mencuci seluruh celana.
Dengan mengetahui alasan-alasan ini, kini Anda bisa lebih bijak dalam merawat denim kesayangan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda!***