BRI memiliki tiga strategi utama, dalam upayanya meningkatkan financial literasi index. Pertama, mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022 di seluruh Indonesia. Kedua, mengembangkan digital advisor atau penyuluh digital dengan tugas mengajari masyarakat untuk buka rekening dan bertransaksi secara digital. Selain itu, mengajarkan masyarakat melakukan pengamanan agar terhindar dari kejahatan digital. Ketiga, berupaya secara konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital.
“Saya mendukung tiga strategi utama BRI dalam meningkatkan indeks literasi keuangan. Karena, untuk mewujudkan peningkatan inklusi keuangan itu harus dengan peningkatan literasi keuangan. Strategi BRI tersebut, harapannya dapat meningkatkan transaksi keuangan harian nasabah secara digital serta untuk menjamin keberlanjutan proses keuangan digital di masa depan,” kata Adisatrya di Cilacap, baru-baru ini.
Sementara itu, jumlah agen laku pandai milik BRI atau Agen telah mencapai 584 ribu pada akhir Agustus 2022 dengan jangkauan mencapai 57.618 desa, atau mencakup 3/4 desa di seluruh Indonesia. Sepanjang Januari-Agustus 2022, Agen BRILink tersebut memproses lebih dari 709 juta transaksi dengan total volume transaksi mencapai Rp.855,5 triliun.
“Melalui Agen BRILink, masyarakat dapat menikmati akses layanan transaksi keuangan layaknya layanan bank di agen-agen/mitra Agen BRILink secara lebih dekat. Selain itu, Agen BRILink juga memberikan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Bahkan informasi yang saya dapatkan dari BRI, sharing fee yang diterima oleh Agen BRILink periode Januari-Agustus 2022 berkisar antara Rp1,8 triliun-Rp2,7 triliun,” ujar Adisatrya.
Akses ke Masyarakat
Selain Agen BRILink, BRI juga menjadi induk Holding Ultra Mikro (UMi) untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan. Sinergi ekosistem ultra mikro antara BRI dengan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM), adalah untuk membuka akses layanan keuangan yang lebih luas kepada masyarakat
Terdapat 45 juta potensi nasabah ultra mikro yang dapat diberdayakan. Sekitar 15 juta di antaranya sudah dapat mengakses lembaga pembiayaan formal. Meskipun demikian, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang mengakses pembiayaan informal termasuk rentenir, dan sekitar 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal
Adisatrya juga mengapresiasi BRI yang telah mengintegrasikan nasbah ketiga entitas Holding Umi mencapai 23,5 juta nasabah hingga akhir Agustus 2022, dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp183,9 triliun, serta berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah KUR Mikro ke Komersial di tahun 2021 dan di tahun 2022 perkiraannya nasabah yang berhasil naik kelas mencapai 2,2 juta nasabah.