Banyaknya pengusaha objek wisata di Kabupaten Banyumas yang harus tutup selama pandemi Covid-19, hingga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Asosiasi Penyelenggara, Atraksi dan Aktivitas Wisata (APAAW) Banyumas mendorong objek wisata di Kabupaten Banyumas bisa segera dibuka kembali. Meski hanya sebatas uji coba terlebih dahulu, untuk memastikan semuanya bisa berjalan dengan lancar.
Purwokerto, serayunews.com
Ketua APAAW Banyumas, Agus Triono mengatakan, para pengusaha objek wisata sudah begitu sabar menanti tempat usahanya bisa dibuka kembali, hampir selama dua tahun ini. Meski beberapa waktu lalu sempat dibuka namun kembali diminta untuk tutup.
“Sangat banyak sekali (kerugian, red), kerugiannya bisa miliaran sejak awal pandemi. Sekarang di sini bukan hanya pengusaha ojek wisata saja yang terdampak, ada pedagang, UMKM, tour gide, bahkan juga bus wisata kemarin ada yang sampai ditarik leasing karena tidak sanggup membayar cicilan,” ujar dia, Rabu (29/9).
Pria yang akrab di sapa Yono ini berharap, untuk objek wisata di Banyumas bisa segera dibuka kembali. Ia menyoroti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang juga bisa dibuka dan diujicobakan.
“Kita bisa diujicobakan terlebih dahulu. Saya pikir kalau prokesnya ketat, tidak perlu sampai menunggu PPKM level 2 untuk dibuka. Kalaupun nanti pahit-pahitnya terjadi kluster, kami siap ditutup kembali,” kata dia.
Jika nanti diperbolehkan untuk dibuka kembali, menurut Yono, objek wisata pun akan memenuhi standar protokol kesehatan yang ada. Mereka juga siap utnuk membuat tim di internal untuk gugus tugas pengamanan.
“Terlebih lagi, kita kan sampai saat ini hanya menerima wisatawan lokal, tidak sampai menerima wisatawan luar kota. Jadi lebih realitf aman, apalagi vaksin sudah banyak,” ujarnya.
Terkait tidak lolosnya beberapa ojek wisata pada saat adanya verifikasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf), Yono memberi penjelasan. Menurut Yono bukan tidak lolos, namun mereka bisa mengikuti verifikasi ulang, karena beberapa peralatan prokes pada saat verifikasi banyak yang rusak.
“Kemarin kan sempat tutup, jadi atalnya banyak yang tidak terpakai dan terawat. Seperti termo gun rusak, tempat cuci tangan yang tidak optimal, papan imbauan, pembatas dan lainnya. Jadi kalau nanti sudah diperbaiki, pasti lolos verifikasi,” kata dia.