Cilacap, serayunews.com
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Supriyanto menyampaikan, produktivitas padi di Cilacap tahun 2019-2020 alami kenaikan 0,39 ton/hektar dengan peningkatan produksi sebesar 93.942 ton. Luas lahan baku sawah di Cilacap sekitar 66.527 hektar, dengan produktivitas rata-rata 6,75 ton/hektar.
Oleh sebab itu, pihaknya apresiasi terhadap meningkatkanya produktivitas padi atas kerja keras insan pertanian dan Pemkab Cilacap, sehingga memperolehan penghargaan bidang pertanian dari Pemerintah di Istana Wakil Presiden, Senin (13/09) lalu.
“Saya selaku Kepala Dinas Pertanian menghaturkan terimakasih kepada Pimpinan Daerah Pak Bupati, Pak Sekda yang telah menganggarkan banyak kegiatan di sektor pertanian sehingga kita bisa tingkatkan produksi secara maksimal. Kami juga sampaikan terimakasih kepada para petani, ketua kelompok tani, Gapoktan dan seluruh Stake Holder pertanian di lapangan yang telah bekerjasama dan bekerja keras, sehingga Kabupaten Cilacap bisa menjadi kabupaten dengan jumlah produksi padi tertinggi nasional tahun 2019-2020,” ujar Supriyanto, Senin (20/09/2021).
Untuk menunjang peningkatan produktivitas tersebut, pihaknya mendorong kepada petani untuk tetap berusaha dan bekerja keras mempertahankannya, serta diharapakan bisa meningkat lagi di tahun 2021 ini. Meski demikian pihaknya juga memahami sejumlah kendala yang dihadapi oleh para petani seperti keluhan pupuk berbsubsidi dan harga gabah yang sempat turun.
“Petani sering mengeluh masalah pupuk ayuk kita dandani bareng-bareng, kita hadapi bersama-sama ada keterbukaan informasi dari petani kepada kami sehingga bisa membantu menyelesaikan masalah itu, sehingga setiap ada keluhan permasalahan di lapangan akan kita sampaikan ke pimpinan baik di tingkat provinsi maupun naional, dengan dukungan kebijakan Pemerintah Daerah,” ujarnya.
Selain itu, terkait dengan produksi, rencananya tanggal 24 September 2021 Dinas Pertanian akan memulai gerakan tanam lebih awal, yang akan di mulai dari Desa Karangtengah Kecamatan Sampang. Dalam kegiatan itu rencananya Bupati akan berikan penghargaan kepada insan pertanian berprestasi seperti petani, kelompok tani dan para penyuluh pertanian. Untuk sejahterakan petani Cilacap, pihaknya juga akan usulkan ekspor beras.
“Harapan kami pada saat nanti produksi beras kita cukup secara nasional, kita harus berpikir ekspor dengan kualitas premium, artinya masyarakat kita menerima nilai tambah, jangan diekspor yang pecah gabah dengan harga tertentu yang mestinya bisa diolah lebih tinggi,” ujarnya.
Supriyanto menambahkan, bahwa pihaknya optimis harga gabah akan kembali normal dibarengi dengan kondisi pandemi Covid-19 berangsur membaik. Sebab menurutnya anjloknya harga gabah juga dipengaruhi menurunnya konsumsi beras, selain dampak dari panen raya di luar daerah.
“Terkait dengan harga gabah di dua musim ini jatuh, kita berharap semoga pandemi segera berakhir sehingga pergerakan ekonomi masyarakat mulai jalan terutama apabila pandemi berakhir, pertemuan kelompok masyarakat terjadi baik di tingkat masyarakat sendiri seperti hajatan, serapan beras naik, destinasi wisata dibuka, imbasnya tidak hanya di lokasi wisata tetapi berimbas pada perhotelan, sehingga kebutuhan beras akan meningkat,” ujarnya.