SERAYUNEWS – Ratusan seniman lokal bakal kumpul dan tampil di Kota Lama, pada acara bertajuk Banyumas Aesthetic Kota Lama. Kegiatan berlangsung sekitar 16 hari, mulai dari Sabtu 13 September 2025.
Beragam kesenian akan tampil dalam acara tersebut. Mulai dari tari, musik, wayang, sampai ketoprak. Ada dua titik untuk menggelar acara, yakni Balai Adipati Mrapat dan area Kompleks Jalan Mruyung.
Ketua Panitia Banyumas Aesthetic Kota Lama, Daffa Antar Panggayuh, menyampaikan bahwa Banyumas Aesthetic ini digagas Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas (DKKB). Bertujuan sebagai ruang apresiasi budaya yang menyatukan berbagai pentas seni rakyat dalam satu rangkaian besar.
“Ada enam agenda utama yang seluruhnya bernuansa Banyumasan,” katanya, Jumat (12/09/2025).
Rangkaian kegiatan mulai 13 September 2025 dengan pementasan Campursari Banyumasan di area Kompleks Jalan Mruyung pukul 19.00 hingga selesai. Kemudian, pada 19 September ada Pagelaran Wayang Kulit di Balai Adipati Mrapat, berlanjut Pagelaran Ketoprak pada 20 September malam di lokasi yang sama. Sementara itu, Festival Tari Capat Cipit akan berlangsung pada 21 September mulai pukul 08.00.
Agenda puncak pada 28 September 2025, mencakup dua kegiatan: Lomba Batik Kebaya dan Batik Kasual Anak mulai pukul 09.00, serta Drama Tari Ebeg pada pukul 13.00–17.00 yang menjadi penutup rangkaian.
Selama acara ini berlangsung, prediksinya bisa menghadirkan sedikitnya seribu penonton. Harapannya acara ini juga dapat menarik pengunjung dari luar Kabupaten Banyumas.
Sehingga bisa lebih memperkenalkan seni budaya Banyumasan. Selain itu juga mewujudkan terjadinya perputaran roda ekonomi masyarakat.
“Banyumas Aesthetic Kota Lama ini menjadi satu rangkaian pertunjukan seni tradisional Banyumasan yang dikemas dalam satu tema besar, agar masyarakat bisa lebih mudah menikmati dan mengapresiasi kesenian daerah,” katanya.
Daffa menjelaskan, ada sesuatu yang berbeda di tahun ini, yakni penampilan drama tari ebeg. Ada cerita serta pesan yang disampaikan kepada penonton dari pertunjukkan ebeg tersebut.
“Biasanya Ebeg hanya tampil secara tradisi, tapi tahun ini kami kemas dengan cerita dan garapan khusus. Jadi bukan Ebeg biasa, tapi ada narasi yang membuatnya berbeda,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum DKKB Jarot C. Setyoko menjelaskan bahwa penyelenggaraan ini merupakan bagian dari upaya mengintegrasikan agenda kesenian Banyumas yang sebelumnya tersebar ke dalam beberapa gugus kegiatan besar. Selain Kota Lama di September, akan ada pula Banyumas Aesthetic Suteja pada Oktober mendatang.
“Selama ini kegiatan DKKB itu mambrah-mambrah (tersebar), sekarang kami integrasikan agar publik lebih mudah mengenali dan mengakses. Khusus Banyumas Aesthetic Kota Lama ini, semua tampilannya harus bercorak tradisional Banyumasan,” kata dia.
Jarot menyebut, setidaknya akan ada 300 seniman terlibat, mulai dari pemain wayang kulit, ketoprak, hingga dramatari ebeg.
Seluruh kegiatan ini gratis karena dapat dukungan dari anggaran pemerintah. DKKB berharap, gelaran Banyumas Aesthetic Kota Lama dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap seni tradisional dan menjadikannya sebagai salah satu daya tarik budaya Banyumasan.