SERAYUNEWS– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap kembali menyelenggarakan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) bagi para nelayan. Kegiatan yang berlangsung di Gedung PWPP Cilacap pada Jumat (22/8/2025) ini menjadi ruang edukasi penting agar nelayan lebih memahami dinamika cuaca dan iklim sebelum memutuskan berlayar ke laut.
Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Bagus Pramujo, dalam laporannya menjelaskan, kegiatan ini melibatkan 70 peserta, terdiri atas 60 nelayan dari berbagai wilayah Kabupaten Cilacap dan 10 personel dari dinas maupun instansi terkait.
“Materi pokok mencakup pengetahuan dasar SLCN, pengantar meteorologi maritim, diseminasi informasi cuaca maritim, hingga tambahan dari Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap,” ungkapnya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa SLCN bertujuan agar nelayan dapat mengenali ancaman perubahan iklim yang dipicu oleh kenaikan suhu. “Nelayan harus paham kapan potensi cuaca ekstrem akan terjadi. Dengan aplikasi Ina-WIS, mereka bisa mengetahui prakiraan cuaca laut hingga sepuluh hari ke depan, termasuk gelombang tinggi,” ujarnya.
Menurut Dwikorita, pemahaman ini akan membantu nelayan mengambil keputusan lebih tepat, sehingga keselamatan dan efisiensi melaut bisa tercapai.
Lebih jauh, Dwikorita juga mengungkapkan rencana pemasangan radar cuaca baru di Cilacap. Selama ini, Jawa Tengah hanya dimonitor melalui radar di Semarang dan Yogyakarta. Karena radar ini mampu menjanhkau radius hingga 400 kilometer.
“Banyak potensi bencana hidrometerorologi hampir di seluruh wilayah Jawa Tengah, sehingga untuk merapatkan jaringan paling tepat titiknya ada di Cilacap. Apalagi ada industri penting seperti Pertamina dan semen,” jelasnya.
Dukungan atas langkah BMKG datang dari Anggota Komisi V DPR RI, Novita Wijayanti. Ia menilai radar cuaca akan meningkatkan akurasi informasi cuaca maritim.
“Komitmen ini sejalan dengan program Presiden Prabowo terkait asta cita ketahanan pangan. Latihan ini efektif, efisien, dan bermanfaat bagi nelayan. Mereka bisa selamat, hemat BBM, dan tepat sasaran dalam menangkap ikan,” katanya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Cilacap, Jarot Prasojo yang hadir mewakili Bupati Cilacap mengapresiasi kegiatan SLCN ini. Ia berharap program serupa juga bisa menyasar sektor pertanian.
“Ke depan, sekolah lapang cuaca sebaiknya tidak hanya untuk nelayan, tapi juga petani, agar mendukung ketahanan pangan di Cilacap,” ujarnya.
Bagi nelayan, kegiatan ini sangat membantu. Salah satu peserta dari Kelompok Nelayan PPC mengaku kini lebih percaya diri membaca kondisi laut sebelum melaut.
Pembukaan SLCN ditandai dengan pemukulan kentongan dan penyematan tanda peserta, disaksikan pejabat BMKG wilayah Jawa Tengah, instansi terkait, hingga stakeholder yang hadir.
Dengan adanya SLCN, nelayan Cilacap diharapkan tidak hanya lebih selamat dalam berlayar, tetapi juga lebih berdaya dalam menjaga keberlanjutan mata pencarian mereka.