Purbalingga, serayunews.com
Wilayah Kecamatan Kaligondang, mengalami pergeseran tanah atau tanah bergerak, pada Desember 2022 lalu. Peristiwa itu terjadi di beberapa titik, tersabar di beberapa desa.
BPBD Purbalingga menggandeng ahli geologi Unsoed Purwokerto, dalam melakukan penanganan. Mengawali penanganan dengan melakukan pengkajian, untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Pada 14 Januari kemarin, kami bersama Tim Geologi Unsoed melaksanakan kegiatan assessment dan kajian tanah bergerak Kecamatan Kaligondang,” kata Kepala BPBD Purbalingga, Priyo Satmoko, Kamis (19/01/2023).
Baca juga: [insert page=’bencana-tanah-bergerak-akhirnya-28-rumah-warga-siwarak-purbalingga-direlokasi’ display=’link’ inline]
Hasil assesmen nantinya yang akan jadi dasar langkah penanganan, sehingga bisa tepat sasaran. Di antaranya dengan melihat tektur tanah, serta potensi pergerakan susulannya.
“Hasil kajian yang nantinya akan keluar, tentang kajian tanah bergerak di lokasi bencana sebagai dasar penanganan,” ujarnya.
Kerusakan rumah warga itu mulai dari tembok, maupun lantai yang retak. Tak hanya rumah, ada juga jalan desa dan jembatan yang terdampak. Sampai saat ini belum ada penanganan.
“Ada rumah yang rusak berat, diajukan proposal bantuan kepada BPBD, kita coba masukkan realisasi di tahun ini,” kata dia.
Baca juga: [insert page=’tanah-bergerak-empat-rumah-warga-di-wanayasa-banjarnegara-terancam-longsor-tebing-15-meter’ display=’link’ inline]
Sedangkan untuk perbaikan jalan jembatan, harapannnya Pemdes bisa mengalokasikan dana desa. Kondisi jalan desa beserta jembatan Sungai Supit, dengan panjang 6 meter dan lebar 3,5 meter putus tidak dapat dilalui kendaraan.
“BPBD menyarankan ke Pemdes agar penanganan kerusakan pada jalan desa, pengerjaannya bisa dengan Dana Desa ataupun mengajukan pengusulan ke bupati dan gubernur,” katanya.