SERAYUNEWS – Puasa bukan hanya sebatas menjalankan ibadah saja, dari perspektif ilmiah puasa juga memberi manfaat pada kesehatan tubuh. Namun, bagaimana ketika tubuh dalam kondisi kurang sehat atau sakit, apakah tetap harus menjalankan puasa atau tidak.
Kebimbangan masyarakat adalah tetep menjalankan puasa karena berat tanggung jawab agama. Tapi ketika tidak berpuasa tidak puasa demi kesembuhan tubuh.
Pertanyaan-pertanyaan itu kini telah terjawab di dalam buku berjudul Tinjuan Ilmu Medis dan Agama, di Masjid, oleh Dokter Noegroho Harbani, MSc, Sps, FisQua, CMC.
Buku karya Direktur RSUD Ajibarang, Banyumas, itu, telah resmi diluncurkan pada Minggu (16/03/2025), di Masjid Jenderal Soedirman Purwokerto.
Buku ini hadir sebagai jawaban atas berbagai pertanyaan masyarakat dan pasien terkait puasa dalam perspektif medis dan agama.
Dokter Noegroho menyampaikan, ide penulisan buku tersebut muncul dari pertanyaan pasien, selama bertahun-tahun, kondisi kesehatan saat menjalankan puasa.
“Saya mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari pasien dan masyarakat sejak tahun 2000 hingga 2015. Banyak yang bertanya apakah kondisi kesehatan mereka memungkinkan untuk tetap berpuasa atau harus membatalkannya. Dari situ, saya merasa perlu membuat panduan yang menggabungkan tinjauan medis dan fikih Islam,” kata dia.
Buku 114 halaman ini telah dikoreksi oleh Drs. KH. Mughni Labib, M.Si., Rais Syuriah PCNU Banyumas, dan Drs. KH. Taefur Arofat, M.Pd.I., Ketua MUI Banyumas. Kehadiran buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalam memahami ketentuan puasa bagi orang sakit berdasarkan ilmu kesehatan dan syariat Islam.
Menurut dr. Noegroho, banyak orang yang dengan mudah membatalkan puasanya hanya karena merasa sakit, padahal dalam Islam ada kriteria medis tertentu yang membolehkan seseorang untuk tidak berpuasa.
“Secara medis, harus ada parameter yang jelas. Sakit seperti apa yang membolehkan seseorang tidak berpuasa? Dari sisi fikih, bagaimana hukumnya? Semua ini dijelaskan dalam buku agar masyarakat tidak hanya memahami puasa dari sisi spiritual, tetapi juga dari sudut pandang kesehatan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, selain peluncuran buku, acara ini juga diisi dengan seminar dan diskusi bertema Puasa dan Kesehatan yang menghadirkan sejumlah dokter spesialis dari RSUD Ajibarang, seperti dr. Muh Zul Aziz, Sp.OG, dr. Hengky Putra S. Permana Putra, Sp.PD, serta Ustaz Ibnu Rochi, Lc. Mereka membahas berbagai manfaat puasa, baik dari segi medis maupun spiritual.
Dr. Noegroho menegaskan bahwa puasa bukan hanya ibadah, tetapi juga memiliki dampak positif bagi kesehatan. Dengan puasa, tubuh bisa lebih terkontrol, emosi lebih stabil, dan pola hidup menjadi lebih sehat. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan setelah puasa.
“Banyak orang yang setelah Ramadan justru kehilangan kendali dalam pola makan, sehingga berdampak buruk pada kesehatan. Seharusnya, hikmah puasa tetap dijaga agar tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit,” ujarnya.
Melalui buku Puasa dan Kesehatan, dr. Noegroho berharap masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang puasa dan kesehatannya.
“Semoga buku ini bermanfaat dan bisa menjadi pegangan bagi umat Islam, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, agar tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan niat yang kuat dan pemahaman yang benar,” pungkasnya.