SERAYUNEWS – Bulan Ramadan tidak hanya menjadi waktu yang penuh keberkahan bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga berperan sebagai penggerak roda ekonomi.
Meningkatnya daya beli masyarakat serta berbagai program stimulus dari pemerintah turut mendorong aktivitas ekonomi di berbagai sektor.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Dr. Muhammad Ash-Shiddiqy, mengungkapkan bahwa Ramadan membawa dampak positif bagi masyarakat dari sisi spiritual dan ekonomi.
“Ramadan selalu membawa berkah yang dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat, baik dari sisi spiritual maupun ekonomi,” tulisnya dalam artikel kepada serayunews.com, Sabtu (1/3/2025).
Sehari sebelum sahur pertama, suasana Ramadan mulai terasa di berbagai daerah, termasuk di Pasar Wage, Purwokerto.
Pasar tradisional ini dipadati pembeli yang berburu kebutuhan pokok seperti bahan makanan segar, bumbu dapur, hingga perlengkapan sahur dan berbuka.
Tidak hanya pasar tradisional, pusat perbelanjaan modern, warung makan, hingga toko kelontong juga mengalami lonjakan pengunjung.
Ramadan memberikan angin segar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan penjualan.
Selain sebagai ibadah, puasa juga berdampak signifikan terhadap perekonomian. Konsumsi makanan dan minuman cenderung meningkat saat berbuka dan sahur, yang memicu lonjakan permintaan di berbagai sektor.
Meski ajaran Islam menekankan kesederhanaan, belanja masyarakat justru meningkat, terutama menjelang Idul Fitri.
Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan pesat selama Ramadan antara lain:
Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat selama Ramadan hingga Lebaran, pemerintah menggulirkan sejumlah program stimulus, di antaranya:
Langkah-langkah ini tidak hanya membantu masyarakat, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi yang lebih stabil selama Ramadan dan perayaan hari besar lainnya.
Selain dampak ekonomi, Ramadan juga meningkatkan kesadaran sosial masyarakat. Kegiatan amal, zakat, sedekah, dan donasi mengalami peningkatan, yang berkontribusi pada pemerataan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat kurang mampu.
Bagi para pelaku UMKM, Ramadan menjadi peluang emas untuk berkembang. Oleh karena itu, stabilitas harga bahan baku, kelancaran rantai pasok, serta distribusi yang baik perlu dijaga agar seluruh lapisan masyarakat mendapatkan manfaat yang optimal.
Ramadan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga momentum kebangkitan ekonomi yang inklusif.
Mari manfaatkan bulan suci ini sebaik-baiknya, tidak hanya untuk meningkatkan ketakwaan, tetapi juga untuk berbagi dan memperkuat ekonomi bersama.***