
SERAYUNEWS – Menjelang akhir tahun, banyak platform digital berlomba-lomba menghadirkan rangkuman aktivitas tahunan yang bisa dibagikan pengguna ke media sosial.
Setelah Spotify Wrapped meramaikan lini masa, aplikasi Strava pun kembali merilis fitur tahunan bertajuk Year in Sport 2025.
Fitur ini meringkas seluruh aktivitas olahraga pengguna selama setahun penuh dalam bentuk visual menarik yang mudah diposting di berbagai platform sosial.
Year in Sport kini menjadi salah satu konten favorit banyak orang karena bukan hanya mengikuti tren, tetapi juga berfungsi sebagai bentuk refleksi atas konsistensi olahraga sepanjang tahun.
Pengguna bisa melihat olahraga apa yang paling sering dilakukan, berapa banyak lokasi yang dijelajahi, hingga siapa teman latihan yang paling sering tampil di catatan mereka. Semua dirangkum dalam format slide yang ringkas namun informatif.
Tingginya antusiasme masyarakat terhadap fitur ini membuat banyak pengguna baru Strava penasaran tentang cara membuatnya.
Prosesnya sebenarnya sangat sederhana, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar hasilnya bisa tampil optimal dan menarik ketika dibagikan.
Berikut penjelasan lengkap mengenai cara membuat Strava Year in Sport 2025, dilanjutkan dengan gambaran umum mengenai tren olahraga global berdasarkan laporan resmi Strava tahun ini.
Berikut langkah-langkah untuk membuat dan membagikan rangkuman Year in Sport 2025 dari aplikasi Strava:
Selain memberikan rangkuman personal untuk setiap pengguna, Strava juga merilis Year in Sport Trend 2025, yaitu laporan tahunan yang memotret perilaku olahraga komunitas global.
Laporan ini disusun berdasarkan miliaran aktivitas olahraga yang diunggah ke platform, ditambah survei terhadap lebih dari 30.000 responden, baik pengguna maupun non-pengguna Strava.
Beberapa temuan menarik dalam laporan tersebut meliputi:
Pertama, olahraga lari tetap menjadi aktivitas paling populer di Strava. Kenaikan jumlah peserta race menunjukkan bahwa komunitas pelari terus berkembang.
Bahkan, kelompok Gen Z tercatat lebih kompetitif dibanding generasi sebelumnya, dengan 75% responden Gen Z menjadikan race sebagai motivasi utama berolahraga.
Kedua, latihan beban semakin digemari, terutama oleh Gen Z dan perempuan. Data Strava menunjukkan bahwa jumlah Gen Z yang melakukan angkat beban meningkat 61% lebih banyak dibanding Gen X.
Selain itu, lebih banyak perempuan (21%) dibanding laki-laki yang rutin merekam aktivitas latihan beban mereka.
Ketiga, pengguna semakin gemar mencoba lebih dari satu jenis olahraga, termasuk olahraga sederhana seperti berjalan kaki.
Lebih dari 54% pengguna Strava menyatakan setidaknya melakukan lebih dari satu aktivitas fisik dalam setahun terakhir, dan berjalan kaki menjadi aktivitas kedua yang paling banyak direkam.
Temuan lainnya menunjukkan bahwa minat Gen Z terhadap kesehatan semakin meningkat. Sekitar 30% responden Gen Z berencana menambah pengeluaran untuk menjaga kebugaran pada tahun 2026.
Selain itu, 63% dari mereka menganggap perangkat wearable seperti smartwatch sebagai investasi kebugaran terbaik tahun ini.
Hal menarik lainnya adalah preferensi gaya hidup Gen Z: 64% responden Gen Z mengaku lebih memilih mengeluarkan dana untuk aktivitas olahraga dibandingkan kencan.
Bahkan untuk kencan pertama, 46% responden menilai olahraga adalah kegiatan yang cocok dilakukan bersama.
Laporan Strava ini menegaskan bahwa minat masyarakat terhadap aktivitas fisik terus berkembang, dipengaruhi oleh tren global, kesadaran kesehatan, serta kemudahan memantau aktivitas melalui teknologi.***