Purbalingga, serayunews.com
“Hari ini kami menggelar Aksi Peduli Longsor Siregol dengan penanaman pohon bersama yang diikuti oleh lintas kominitas pecinta alam Purbalingga,” kata Ketua Harian Perhimpunan Pegiat Alam (PPA) Gasda, Taufik Katamso, Minggu (31/10).
Taufik menyatakan kerusakan alam yang terjadi di Kawasan Hutan Siregol sudah sampai tahap yang memprihatinkan. Buntutnya beberapa hari lalu terjadi banjir dan longsor saat hujan deras. Ditengarai kondisi ini disebabkan karena hutan di kawasan tersebut gundul “Banjir dan longsor semakin sering terjadi dan skalanya semakin besar. Ini kemungkinan karena daerah resapan airnya sudah berkurang,” ungkapnya.
Koordinator Aksi Peduli Longsor Siregol Gunanto Eko Saputro menyebutkan bahwa kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 200 orang dari berbagai komunitas pecinta alam. “Kami persiapkan dalam waktu dua hari dan Alhamdulilah rekan-rekan pecinta alam begitu responsif,” katanya.
Pohon yang ditanam adalah jenis Vetiver yang bagus untuk penahan longsor, Aren dan Beringin untuk konservasi mata air, serta tanaman buah Sirsak dan Jambu Biji. Bibit pohon yang ditanam merupakan bantuan dari Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) serta sumbangan pribadi.”Kami menanam lebih dari 3300 bibit tanaman yang semoga bisa tumbuh dan memberikan sumbangsih terhadap kelestarian alam kita,” terangnya.
Koordinator Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Jateng Wilayah VII, Suparman, dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. “Kepedulian rekan-rekan pecinta alam di Purbalingga luar biasa dan semoga kelestarian hutan bisa tetap terjaga,” ujarnya yang hadir bersama Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia (IPKINDO) Purbalingga.
Kawasan Siregol adalah bagian dari Pegunungan Sisik Naga. Wilayah itu merupakan benteng hutan alam terakhir yang dimiliki oleh Kabupaten Purbalingga. Konservasi di kawasan tersebut perlu dilakukan guna mengantisipasi dan mencegah terjadinya banjir serta tanah longsor.