Cilacap, serayunews.com
Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja Cilacap menyampaikan, bahwa berdasarkan catatannya, siklus pendaratan penyu alami kemunduran sekitar satu bulan. Bahkan keterlambatan itu diduga dampak dari pencemaran lingkungan.
“Biasanya penyu bertelur di Pantai Sodong pada bulan April mulai ada pendaratan penyu, tetapi karena ada kejadian seperti adanya pencemaran Sungai Serayu, banyak ikan mati maupun mabuk sehingga, sungai tercemar dan terbawa ke Pantai Cilacap, sehingga berpengaruh terhadap kelestarian pendaratan penyu, menjadi keterlambatan penyu untuk bertelur,” ujarnya.
Menurutnya, pendaratan penyu yang biasanya terjadi pada bulan April, alami mundur satu bulan hingga bulan Mei. Siklus penyu bertelur terjadi sekitar tiga bulan lamanya.
“Karena di pantai lain di konservasi lain di bulan April sudah mulai pendaratan, tapi kita di Cilacap ada keterlambatan. Kemungkinan besar kita yakni dari pencemaran Sungai Serayu,” ujarnya.
Jumawan mengatakan, bahwa penyu yang mendarat dan bertelur menyukai pantai yang bersih dan jauh dari kebisingan terutama aktivitas di malam hari. Untuk itu, pada siklus ini, Jumawan dan kelompoknya rutin berpatroli di tepi pantai, waktu malam maupun pagi hari untuk mendeteksi pendaratan penyu yang akan bertelur.
Tak hanya berpatroli, Jumawan juga menyelamatkan telur penyu dengan mengevakuasinya dan dipindahkan ke tempat yang lebih aman yakni di tempat konservasi. Sebab, sarang penyu yang ada di pantai Cilacap rawan terkena abrasi karena ombak besar, serta rawan terinjak aktivitas pengunjung pantai.
“Tahun 2022 sudah evakuasi tiga sarang penyu, sarang pertama hari ketiga Lebaran sebanyak 93 butir telur, 18 Mei temukan kembali sebanyak 103 butir telur, terakhir sabtu 29 Mei kita temukan 97 butir telur penyu,” ujarnya.
Dari 293 butir telur penyu yang berhasil dievakuasi ke tempat konservasi penyu di komplek Pantai Sodong Cilacap, diprediksi akan menetas pada akhir bulan Juni hingga akhir Juli 2022 ini. Telur penyu dievakuasi dari tiga pantai di Cilacap. Nantinya setelah menetas tukik akan dilepas liarkan kembali.
“Telur penyu kita evakuasi pertama di Pantai Sidayu Kecamatan Binangun, yang kedua di Pantai Sidaurip Binangun, dan ketiga di Pantai Wagir Indah Welahan Wetan,” ujarnya.
Selain itu, dampak pencemaran lingkungan dengan banyaknya sampah plastik yang terbawa arus juga berdampak pada kehidupan penyu, bahkan selama tahun 2022 sudah ditemukan tiga ekor penyu mati, salah satunya ditemukan terdapat sampah plastik di mulutnya.
“Mari kita jaga kelestarian alam dengan tidak membuang sampah plastik sembarangan terutama di sungai karena muaranya ke laut dan sampah akan terbawa hingga ke pantai sekitarnya, itu bisa berdampak pada kelestarian penyu di wilayah Pantai Cilacap,” ujarnya.