SERAYUNEWS – Dapatkan contoh puisi Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April. Bisa menjadi referensi mengerjakan tugas ataupun membaca puisi.
Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April bukan sekadar momentum historis, melainkan juga ajang refleksi tentang perjuangan perempuan Indonesia dalam mendapatkan hak-haknya.
Raden Ajeng Kartini merupakan tokoh nasional yang gigih memperjuangkan hak perempuan untuk mengenyam pendidikan dan menikmati kesetaraan dalam berbagai bidang kehidupan.
Perjuangannya dikenal dengan istilah emansipasi wanita, yang hingga kini masih relevan sebagai penyemangat di tengah tantangan zaman.
Untuk memperingati Hari Kartini 2025, banyak sekolah dan institusi mengadakan berbagai acara, termasuk pembacaan puisi sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan terhadap jasa Ibu Kartini.
Berikut ini adalah 5 contoh puisi Hari Kartini yang menginspirasi hidup dan cocok dibacakan dalam berbagai kegiatan, seperti lomba puisi, peringatan sekolah, hingga tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Wahai Kartini, wanita pemberani,
Kau nyalakan lentera di hati kami,
Ketika langit ditutup oleh dogma kelam,
Kau hadir, membawa harapan terang.
Bukan pedang yang kau genggam,
Tapi pena dan suara yang lantang,
Kau ajarkan perempuan untuk bermimpi,
Dan bangkit dari sunyi yang mencekam.
Kini kami melangkah di jalanmu,
Dengan buku, cita, dan semangat baru,
Terima kasih, Ibu Kartini,
Kau tak pernah mati dalam nurani kami.
Kartini, apa kabar di sana?
Di sini, anak-anakmu terus bertanya,
Mengapa harus ada batas dan aturan,
Jika perempuan pun mampu berperan?
Kau menulis tentang keadilan,
Dalam surat yang menjelma kekuatan,
Dan kini suratmu kami lanjutkan,
Dengan karya, ilmu, dan keteguhan.
Terima kasih atas warisan luhur,
Yang tak pudar walau zaman bertutur,
Kami perempuan Indonesia masa kini,
Akan terus menjaga nyala api.
Kami tak lagi hanya penonton,
Tapi pelaku di panggung kehidupan,
Kartini, jejakmu telah membangunkan,
Semangat juang dalam jutaan perempuan.
Kami berdiri di depan kelas,
Memimpin tim, menulis, dan bebas,
Kami bukan bayang-bayang laki-laki,
Tapi cahaya yang berdiri sendiri.
Hari ini dan esok nanti,
Kami terus berjalan dengan berani,
Mewujudkan makna sejati,
Dari emansipasi yang kau mulai.
Jejakmu bukan pada batu tertulis,
Tapi di hati yang tak pernah habis,
Kartini, engkau perempuan luar biasa,
Tekadmu menembus batas-batas bangsa.
Di zaman kini kami mengenang,
Dengan gelar, karya, dan langkah panjang,
Di ruang kuliah, kantor, dan desa,
Nama Kartini terus bergaung nyata.
Terima kasih telah menunjukkan,
Bahwa perempuan bisa jadi harapan,
Kami akan terus menapak jalanmu,
Menjadi Kartini baru dengan mimpi yang satu.
Di balik sebuah perubahan besar,
Terukir peran perempuan yang sabar,
Kartini mengajarkan bahwa ilmu,
Adalah kunci untuk merubah waktu.
Perempuan bukan lagi penunggu rumah,
Tapi penggerak dunia yang megah,
Mereka membaca, mencipta, dan berpikir,
Mengubah dunia dengan gagasan yang getir.
Kartini, puisi ini untukmu,
Sebagai bentuk terima kasih yang syahdu,
Karena berkatmu, kami percaya,
Perempuan adalah cahaya bangsa.
Meskipun RA Kartini hidup di masa kolonial Belanda, semangatnya menembus batas waktu.
Puisi-puisi tentang Hari Kartini bukan sekadar bentuk sastra, melainkan cerminan perjuangan dan motivasi yang dibutuhkan oleh generasi muda, terutama perempuan, untuk terus maju dan berkarya.
Di era digital dan modernisasi seperti sekarang, nilai-nilai yang diperjuangkan Kartini tetap relevan: kesetaraan gender, pendidikan untuk semua, dan kebebasan berpikir.
Oleh karena itu, puisi Kartini bisa menjadi jembatan edukatif dan emosional yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Melalui 5 contoh puisi Hari Kartini di atas, kita bisa merenungi betapa besar pengaruh RA Kartini dalam sejarah dan kehidupan modern.
Tak hanya sebagai simbol perjuangan perempuan, Kartini adalah inspirasi abadi bagi semua kalangan untuk berani bermimpi, belajar, dan memperjuangkan keadilan.
Mari kita jadikan Hari Kartini 2025 sebagai momen untuk menyalakan semangat baru, baik di dunia pendidikan, pekerjaan, maupun kehidupan sosial.
Karena semangat Kartini bukan hanya milik perempuan, tapi milik kita semua, yang percaya bahwa dunia ini akan lebih baik jika setiap orang diberi kesempatan yang sama untuk berkembang.
***