Purbalingga, serayunews.com
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, di tahun 2021 terjadi 19 kali tanah longsor dan banjir 7 kali. Sementara tahun 2022 baru sampai Mei, bencana tanah longsor sudah terjadi 17 kali dan banjir 3 kali.
Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, Umar Fauzi menyampaikan, pengambilan keputusan untuk mengurangi risiko bencana atau mitigasi, serta menyosialisasikan merupakan investasi.
“Akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan kejadian tanah longsor yang signifikan. Berangkat dari kejadian ini, maka perlu kesiapsiagaan risiko bencana beserta praktik implementasinya melalui Gladi Kesiapsiagaan Bencana,” kata Umar, Senin (06/06/2022).
Pelaksanaan kegiatan gladi kesiapsiagaan bencana di Desa Karangbawang, Kecamatan Rembang. Mengingat desa ini masuk daerah rawan bencana.
Gladi ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat, melalui pelatihan gladi dan simulasi serta kesiapsiagaan. Hal ini untuk mengantisipasi bencana, melalui langkah yang terorganisir, tepat guna, dan berdaya guna.
“Diiharapkan setelah ini diharapkan menjadi desa yang tangguh bencana yang nantinya bisa meminimalkan efek bencana, serta bisa melakukan evakuasi mandiri sebelum datangnya pertolongan dari pihak luar,” katanya.
Peserta Gladi Kesiapsiagaan bencana ini, sebanyak 160 orang terdiri dari kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, PKK, bidan desa, penyandang disabilitas dan warga sekitar yang dekat dengan potensi bencana.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi yang hadir dalam acara menyampaikan, Desa Karangbawang merupakan salah satu desa rawan bencana tanah longsor. Gladi Kesiapsiagaan Bencana ini, merupakan bentuk persiapan manakala kejadian buruk bencana terjadi.
“Tapi mudah-mudahan Desa Karangbawang sehat selamet terus,” kata Tiwi.
Ia berpesan kepada para peserta, untuk dapat mengikutinya dengan baik dan serius. Karena, hal ini untuk kepentingan keselamatan bersama.