SERAYUNEWS- Permainan game Roleplayer (RP) kini menjadi fenomena yang semakin berkembang pesat di kalangan pemain game lokal bahkan global.
Dengan menawarkan pengalaman imersif dan interaktif, RP memungkinkan pemain untuk menjelajahi berbagai karakter dan alur cerita dalam dunia virtual.
Meski demikian, seperti aktivitas lain, bermain game Roleplayer tidak hanya memberikan dampak positif, tapi juga potensi dampak negatif bagi para pemainnya.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam kedua sisi tersebut, dengan tujuan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang pengaruh permainan ini terhadap kehidupan sosial, psikologis, dan perkembangan diri pemain.
Simaklah dampak-dampak yang akan kami bahas berikut ini.
Dalam jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa yang berjudul “Gambaran Psikologis Pelaku Roleplay di Telegram,” tercatat bahwa permainan Roleplayer memberikan dua dampak positif yang signifikan bagi para responden.
Adapun dua dampak positif tersebut adalah sebagai berikut.
Permainan Roleplayer, yang kini semakin digemari di platform seperti Telegram, dapat memberikan dampak positif bagi para pelaku, salah satunya dengan membuka peluang untuk memiliki banyak teman.
Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa responden yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial akibat latar belakang keluarga dan lingkungan pertemanan yang kurang mendukung.
Responden cenderung merasa insecure, terisolasi, dan kesulitan bergaul, memanfaatkan permainan Roleplayer sebagai sarana untuk mendapatkan pengakuan dalam berteman.
Kemudian, responden juga dapat berinteraksi dengan lebih banyak teman, membangun hubungan, serta meningkatkan kepercayaan diri.
Roleplayer juga memberikan dampak positif berupa mengisi kesibukan yang produktif di waktu luang.
Berdasarkan temuan dalam jurnal tersebut, responden yang sebelumnya merasa terisolasi dan kesulitan mengisi waktu luang dengan aktivitas, kini dapat mengalihkan perhatian ke dalam dunia Roleplay.
Permainan ini memberi kesempatan untuk fokus pada peran yang mereka ciptakan, mengembangkan kreativitas, dan mengisi waktu dengan aktivitas yang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Dalam konteks ini, roleplay menjadi media yang efektif untuk mengalihkan perhatian dari kecemasan dan perasaan tidak nyaman, sekaligus memberikan rasa pencapaian dan tujuan yang lebih positif dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora yang berjudul “Analisis Dampak Negatif Roleplay Bagi Pengguna di Telegram Terhadap Pancasila”, terdapat sejumlah dampak negatif dari penggunaan game Roleplayer di platform Telegram.
Berikut adalah beberapa dampak negatif yang perlu Anda perhatikan.
Dalam Roleplay, banyak orang terjebak dalam penipuan yang melibatkan perubahan identitas gender. Modus ini dilakukan dengan berpura-pura menjadi seseorang dengan gender yang berbeda dari kenyataannya.
Roleplay memiliki kebebasan untuk menggunakan nama, kata ganti, dan perilaku yang sesuai dengan gender pilihan, bahkan bisa mengklaim ketertarikan pada gender berbeda atau menyatakan diri sebagai gay, lesbian, atau biseksual.
Bxb dalam konteks ini adalah partner sesama jenis. Taktik ini sering kali bertujuan untuk menciptakan karakter yang kompleks, sehingga berhasil memikat perhatian korban yang akhirnya terjebak dalam penipuan ini
Kehilangan jati diri menjadi fenomena yang semakin mengkhawatirkan di tengah maraknya permainan Roleplay. Aktivitas ini, meskipun menyenangkan, dapat mengalihkan perhatian seseorang dari kenyataan hingga mereka lupa siapa diri mereka sesungguhnya.
Banyak individu, khususnya siswa, terjebak dalam dunia fantasi ini. Mereka menghabiskan waktu dan energi berlebihan untuk merasakan pengalaman yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata.
Akibatnya, mereka mulai mengkhayalkan kehidupan yang jauh dari kenyataan, yang pada gilirannya dapat merusak pemahaman mereka tentang identitas sejati.
Kecanduan dan kebohongan dalam dunia Roleplay menjadi masalah serius yang berdampak pada kehidupan sehari-hari.
Banyak individu yang terjebak dalam kecanduan Roleplay. Mereka menghabiskan waktu yang mengganggu aktivitas penting lain, termasuk seringkali melupakan kewajiban seperti tugas sekolah.
Selain itu, demi terlihat menarik di mata lawan main, tak jarang seseorang tega berbohong tentang kehidupan pribadi, seperti jenis kelamin.
Praktik kebohongan ini dapat merusak hubungan dan mengikis kepercayaan, yang merupakan pondasi penting dalam interaksi sosial.
Dalam permainan peran (Roleplay), seringkali identitas tersamar. Banyak orang yang terjebak dalam kesalahpahaman berpotensi jatuh cinta pada orang dengan gender yang sama.
Hal ini dapat berdampak buruk, mulai dari merusak kepribadian, membuat seseorang menjadi lebih tertutup, hingga terdistraksi oleh karakter imajiner yang ada dalam pikirannya.
Bahkan, efek ini bisa mengganggu keseimbangan psikologis seseorang, menciptakan ketegangan batin.
Semoga pembahasan ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi siapa saja yang ingin menjelajahi dunia Roleplayer secara bijak.***