Purwokerto, serayunews.com
Meski pasar game online sangat kencang, hal tersebut tidak berpengaruh bagi Basir (71). Pria asli Kuningan, Jawa Barat yang mengadu nasib belasan tahun di Purwokerto untuk menjual kapal othok-othok di depan Matahari supermarket Kebondalem. Meski sepi pembeli, dirinya selalu setiap memarkerkan barang dagangannya, sembali mengganti minyak yang digunakan sebagai bahan bakar kapal mainnya.
“Memang sudah sepi, tetapi saya sudah biasa jualan kapal-kapalan ini. Sudah 18 tahun lamanya saya jualan mainan ini di Purwokerto,” ujar dia.
Harganya bervariasi, dari mulai Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu, tergantung dari ukuran kapal tersebut. Namun, tentu saja namanya berjualan terkadang harganya masih bisa ditawar. Dirinya tidak mau mencari keuntungan yang banyak, karena menurutnya asal barang dagangannya laku, sehingga dapur tetap mengepul.
Basir mengaku, bahwa untuk kapal itu dirinya buat sendiri, menggunakan seng, yang ia beli, dibentuk sedemikian rupa hingga tinggal diberi warna cat warna-warni di kapal tersebut.
“Stoknya banyak, kebetulan buat sendiri semua,” katanya.
Meski ada keinginan untuk beralih profesi, namun niatan tersebut kembali kandas. Selain karena keterbatasan modal, juga karena ingin terus melestarikan mainan tradisonal yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Dengan harapan, anak-anak generasi sekarang maupun mendatang masih bisa menjumpai mainan jadul itu.