Diserang Hama Tikus, Petani Padi di Purbalingga Terancam Gagal Panen

Anggota Kelompok Tani Mugi Rahayu Desa Tangkisan, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, bersama penyuluh pertanian, saat hendak melakukan gerakan pengendalian OPT Tikus, Senin (06/02/2023). (Amin Wahyudi/Serayunews)

Serangan hama tikus, mengancam para petani padi di wilayah Kabupaten Purbalingga. Puluhan hektar sawah, terancam gagal panen. Maka dari itu, petani bersama penyuluh pertanian melakukan gerakan pengendalian (Gerdal).


Purbalingga, serayunews.com

Tikus menjadi hama yang cukup mengkhawatirkan bagi para petani padi. Pasalnya, hewan ini menyerang dengan mengerat batang tanaman padi hingga rusak dan mati sebelum panen.

Kondisi itu dialami oleh petani di area pesawahan di wilayah Tangkisan Kecamatan Mrebet. Hama tikus mulai muncul, padahal usia tanaman sudah sekitar 2 bulan tanam.

“Lahan sawah Kelompok Tani Mugi Rahayu di Desa Tangkisan ini, memang wilayah endemic hama tikus. Sebab lokasi sawah berada di pereng-pereng dan terdapat sungai,” kata Kepala Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Mrebet, Budiyati, Senin (06/02/2023).

Baca juga:Ā Banyak Petani Gagal Panen, Harga Beras di Purwokerto Naik Drastis

Hama tikus, menjadi ancaman serius bagi kelangsungan pertumbuhan tanaman padi petani. Karena hama tikus menyerang dengan memotong batang padi, sehingga tidak bisa tumbuh lagi.

“Petani didampingi penyuluh, petugas POPT dan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Mrebet, Purbalingga, melaksanakan kegiatan gerakan pengendalian (Gerdal) OPT Tikus menggunakan umpan beracun,” katanya.

Budiyati menjelaskan, penggunaan umpan beracun menggunakan mercon dinilai paling efektif untuk membasmi hama tikus. Terutama pada saat padi berumur 40 hingga 50 hari. Sebab jika dilakukan dengan gropyokan, akan merusak tanaman padi atau tidak tepat saat padi berusia 50 hari.

“Cara ini dirasa paling efektif dan efisien ketika usia tanaman padi sekitar 50 hari,” ujarnya.

Budiyati juga menceritakan, kegiatan gerakan pengendalian hama tikus massal ini bermula dari laporan kelompok tani. Mereka resah dengan kemunculan tikus secara komunal. Kemudian dilakukan koordinasi, mendapat bantuan umpan dan mercon dari Dinas Pertanian Purbalingga.

“Gerdal ini perlu dilaksanakan, karena ada serangan OPT Tikus pada lahan seluas 1,5 Ha dan ada sekitar 23 Ha lahan terancam,” kata dia.

Berita Terkait

Berita Terkini