Banjarnegara, serayunews.com
Dua pelajar yang masih saudara sepupuan ini, turun pada kategori creative robot senior kolaborasi SMP dan SMA. Mereka membuat detektor gas beracun dan karyanya membuat juri kepincut hingga menempatkan duet saudara sepupu ini meraih peringkat II nasional.
Muhammad Nisar mengatakan, munculnya ide proyek robot deteksi gas beracun ini bermula dari kepeduliannya terhadap ancaman gas beracun yang ada di dataran tinggi Dieng Banjarnegara. Selama ini, warga harus hidup berdampingan dengan ancaman gas beracun yang bisa muncul kapan saja.
“Selama ini caranya masih tradisional untuk memberitahukan warga, ketika gas beracun muncul. Sehingga kami ingin membuat hal yang bisa membantu masyarakat, dalam mengantisipasi korban saat adanya kemunculan gas beracun,” katanya.
Baca juga: [insert page=’siswa-smpn-3-klampok-banjarnegara-panen-karya-dalam-p5′ display=’link’ inline]
Menurutnya, dalam pembutaan detektor gas beracun ini sangat sederhana. Komponennya hanya Smartboard, Sensor Gas, LED Red, LED Green, Buzzer, dan Software yang digunakan Arduino IDE. Robot ini, setidaknya bisa memberikan solusi dalam meminimalisir jatuhnya korban jiwa.
Sementara, Mohammad Yudanta mengatakan, karya bersama adik sepupunya ini menggunakan MRT Full Kit Education dengan mengambil konsep dan bentuk Pos Jaga.
Sementara itu, Pembina Robotik Tim Megabara yang juga guru TIK di SMAN 1 Wanadadi, Arwahyu Sugito mengatakan, lomba IRC 2023 ini diikuti oleh peserta dari berbagai penjuru Nusantara. Bahkan beberapa peserta, sudah memiliki pengalaman dalam lomba yang sama.
“Ini tantangan bagi kami. Alhamdulillah kami masih bisa membawa medali perak,” ujarnya.