Banjarnegara, serayunews.com
Dalam kegiatan tersebut, ada empat film karya pelajar yang diputar, yakni ‘Sinema Pelajar Kebumen’, sutradara Nanda Taufik Hidayat produksi SMKN 1 Gombong, ‘Pasukan Gemplong’, sutradara Deva Iqbal Baidilah produksi SMPN 4 Kalibening, ‘Lakon Ki Jhono Lan Ki Jalu’, sutradara Fikri Cahya Putra Wara produksi SMKN 2 Bawang, serta film Pekan Kebudayaan Nasional ‘Cerlang Nusantara Menuju Masa Depan Cerita dari Budaya’ (Solok Selatan), sutradara Riri Riza produksi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ketua yayasan Prisma Sinema, Aziz Arifianto mengatakan, kegiatan pemutaran film di sekolah ini dilakukan secara terbatas, dimana kegiatan ini menjadi satu sarana untuk menarik dan mengembangkan minat kalangan pelajar dalam dunia sinema.
“Kita khusus menyasar pelajar, karena merekalah amunisi yang tidak pernah habis untuk menghidupkan film di Banyumas Raya. Saat ini, juga sedang kita susun dan sosialisasikan kurikulum film pelajar. Harapannya, kegiatan seperti ini mampu mengoptimalkan film pelajar,” katanya.
Menurutnya, kegiatan film pendek setelah masa pandemi ini memang mengalami kelesuan. Bahkan beberapa beberapa festival maupun kompetisi, sempat terhenti.
“Melalui kegiatan yang bertema sinema mikro ini, kita mencoba menggerakkan kembali komunitas film yang ada di kalangan pelajar, khususnya pelajar Banjarnegara,” katanya.
Selain pemutaran film, kegiatan tersebut juga dilakukan diskusi terkait dengan dunia perfileman, termasuk dengan menghadirkan Ketua Pegiat Film Pelajar (Pijar) Banjarnegara Tjatur Budijantoro, Ketua Yayasan Sahabat Muda Indonesia, Heni Purwono.
Ketua sekaligus pegiat film pelajar, Tjatur Budiantoro mengatakan, penyelenggaraan festival atau event film ini memang penting sebagai upaya untuk menjaga ritme dan semangat kalangan pelajar untuk terus berkarya. Sebab dalam pembuatan film, juga membutuhkan teknik dan pendalaman khusus, termasuk melakukan riset.