Gampang Percaya Hoax, Sosiolog Unsoed: Literasi Wong Banyumas Rendah

Gampang Percaya Hoax, Sosiolog Unsoed: Literasi Wong Banyumas Rendah

Shandi YanuarJurnalis:Shandi Yanuar
Bagikan:
Gambar Ilustrasi

Baru-baru ini beredar isu penculikan anak di berbagai daerah, termasuk di wilayah Kabupaten Banyumas. Bahkan di beberapa media sosial (medsos), marak informasi yang tidak jelas sumbernya terkait adanya dugaan penculikan anak. Menanggapi hal tersebut Pengamat Perlindungan Perempuan dan Anak sekaligus Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dr Tri Wuryaningsih beranggapan, literasi Wong Banyumas rendah sehingga gampang percaya hoax.


Purwokerto, serayunews.com

Menurutnya, literasi masyarakat Banyumas masih tergolong rendah sehingga gampang percaya dengan cerita yang tidak ditelusuri terlebih dahulu dari mana sumbernya.

“Kalau sumber terpercaya misal dari Polres, Unit PPA, dari lembaga perlindungan anak, baru bisa dipercaya,” kata dia kepada serayunews.com.

Triwur menambahkan, seharusnya masyarakat bisa lebih memahami sumber berita yang tersebar, sehingga tidak mudah termakan berita bohong.

“Ini yang biasanya dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggungjawab, untuk menimbulkan keresahan masyarakat. Masyarakat kalau percaya terjadi keresahan, ikut ngeshare tanpa konfirmasi terlebih dahulu, ini mestinya ada upaya dari berbagai pihak bagaimana meningkatkan literasi, sehingga masayrakat tidak mudah percaya dengan berita hoax ini,” ujarnya.

Bagi penyebar hoax, dari kacamatanya mereka ingin mencari sensasi atas keresahan masyarakat. Karena mereka akan merasa senang, jika masyarakat merasa resah.

“Masyarakat yang merasa redah, beranggapan berhasil. Selain itu juga ingin mencari sensasi di tengah keresahan masyarakat. Ini yang harusnya masyarakat lebih cerdas menghadapi hal-hal semacam itu, ada orang cari sensasi, cari panggung untuk menunjukan eksistensinya. Ada orang pansos, tetapi tidak punya panggung sehingga mencari sensasi dengan berita hoax itu,” kata dia.(san)


© 2016 Serayu News