Ibu-ibu di Kampung Roti Jograngan Klaten tak menyangka akan bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin (29/3/2021). Tak hanya minta foto, mereka yang biasa bekerja membuat roti itu langsung mengeluarkan jurus rayuannya dengan menawarkan aneka roti kepada Ganjar dan berharap diborong semuanya.
Rayuan ibu-ibu itu ternyata berhasil meluluhkan hati Ganjar. Ia yang biasa memborong produk UMKM yang didatanginya, langsung membeli roti-roti itu. Berbagai jenis roti diborongnya, termasuk roti marmer yang membuatnya penasaran.
Ibu Basuki, pemilik toko roti sekaligus penggagas kampung roti mengaku sangat senang didatangi Ganjar. Selain membuat dirinya dan warga sekitar semangat, Ganjar juga memborong berbagai jenis roti yang dijajakan.
“Seneng sekali diborong pak Ganjar. Itu berkah dari Tuhan,” ucapnya.
Ia menceritakan dirinya membuka usaha roti tahun 1995. Awal mulanya dititipkan di warung-warung, kemudian membuat toko di rumahnya dan membagikan resep roti pada warga sekitar.
“Jadi warga sini banyak yang buat roti. Di tempat saya saja, ada 20 karyawan,” katanya.
Kepada Ganjar Ia juga menceritakan pada awal pandemi penjualan roti di tempatnya itu menurun drastis. Dalam sehari, biasanya hanya laku satu loyang.
“Kalau sekarang sudah naik jadi 75 persen. Karyawan juga sudah masuk semuanya. Di sini terkenal dengan roti yang enak, ada roti marmer, pisang keju, roti gulung dan lainnya. Roti marmer itu laku keras, karena empuk,” jelasnya.
Ganjar sendiri mengapresiasi cara Ibu Basuki dalam menggerakkan ekonomi masyarakat. Dengan keikhlasannya membagikan resep pada warga sekitar, dia berhasil meningkatkan ekonomi warga.
“Ini teryata kampung roti, dan bu Basuki ini aktornya. Beliau membagikan resep pada warga sekitar. Saya tanya apa nggak rugi, jawabannya biar ngrejekeni. Ini khas Indonesia, khas Klaten. Masyarakatnya guyub, suka tolong menolong dan saling mendukung,” terangnya.
Ganjar membenarkan cukup kaget dengan jenis roti yang diproduksi. Ada roti marmer atau roti tegel yang dihasilkan.
“Bentuknya menarik, ada roti marmer, roti tegel. Bentuknya macem-macem. Dan ternyata ini diburu banyak orang, meskipun tempatnya di dalam perkampungan, tapi kalau enak pasti dicari. Ini bagian dari pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif yang harus didorong,” pungkasnya.