Cilacap, Serayunews.com-Banjir rob yang terjadi di wilayah pesisir Cilacap menyebabkan ribuan rumah warga tergenang air laut. Rumah warga yang terdampak berada di tujuh kecamatan di pesisir Pantai selatan Cilacap.
“Banjir rob ini terjadi disebabkan karena tingginya gelombang laut yang terjadi akibat musim pancaroba, menyebabkan sekitar 3.750 kepala keluarga di 7 kecamatan yang rumahnya terdampak,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy, Selasa (26/5/2020).
Banjir melanda di Kecamatan Cilacap Selatan, yakni di Kelurahan Tegalkamulyan menyebabkan sekitar 117 rumah warga terendam banjir dengan ketinggian 30-60 cm, Kelurahan Tambakreja yang menyebabkan rumah warga terendam sekitar 30 cm, dan di Kelurahan Cilacap ada sekitar 15 rumah terendam.
Adanya gelombang tinggi juga menyebabkan tanggul pantai di Tegalkamulyan juga kritis. Sehingga untuk mengantisipasi agar air laut dari Pantai Selatan tidak masuk ke pemukiman warga yang berjarak sekitar 50 meter, dibuat tanggul sementara. Ada sekitar 1.500 karung platik yang diisi tanah untuk dijadikan tanggul penahan gelombang air laut.
“Ada tiga titik tanggul kritis di Pantai Tegalkamulyan, dan untuk antisipasi agar air rob tidak menjebol tanggul, BPBD bersama relawan dan warga melakukan kerja bakti membuat tanggul darurat,” ujarnya.
Kelurahan Kutawaru Kecamatan Cilacap Tengah, ada sekitar 51 rumah warga terendam, dan air laut juga merendam lahan persawahan serta tambah milik warga. Kelurahan Tritih Kulon Kecamatan Cilacap Utara, ada sebanyak 27 rumah warga terendam, dan 41 rumah warga di Kelurahan Karangtalun juga ikut terendam.
Selanjutnya, di Kecamatan Kampung Laut, yang menyebaabkan ribuan rumah di Desa Panikel, Ujunggagak, dan Ujungalang terendam air laut.Banjir rob juga merendam Puskesmas dan Kantor Kecamatan Kampung Laut, areal persawahan dan tambak milik warga.
Lalu warung-warung di Pantai Sodong Kecamatan Adipala, dan di Pantai Jetis di Nusawungu terendam akibat adanya banjir. Serta di Kecamatan Kawunganten, juga berdampak di Desa Grugu, Ujungmanik, Babakan dan Bringkeng, yang merendam pemukiman warga, areal persawahan, tambak udang maupun fasilitas umum seperti pasar.
Yatiah (50) warga Jalan Slamet Riyadi Warga RT 02 RW 05 Kelurahan Tambakreja Kecamatan Cilacap Selatan mengatakan jika pasang air laut menggenangi halaman rumahnya pada Senin sekitar pukul 08.00 WIB. Pada hari itu, air mulai surut sekitar pukul 11.30 WIB.
“Selasa ini, karena ditambah ada hujan, air sampai masuk ke rumah, mulia sekitar 09.30 WIB, lewat saluran air belakang rumah, dan surut sekitar pukul 11.30 WIB, karena saya beres-beres sekitar pukul 12.00 WIB,” katanya.
Dia mengatakan jika air masuk karena air laut sedang pasang, pasalnya jarak pantai dengan rumahnya hanya sekitar 100 meter. Selain itu sebelah rumahnya merupakan Kali Bleder yang muaranya berada di pantai.
Dikatakannya jika banjir rob biasanya terjadi sekitar tiga hari. Untuk mengantisipasi agar tidak masuk ke dalam rumah, dia akan menutup saluran air di bagian belakang rumahnya.
Sementara itu, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo meminta masyarakat agar tetap mewaspadai masih adanya potensi banjir rob yang terjadi. Pasalnya gelombang tinggi diperkirakan masih akan terjadi beberapa hari kedepan.
“Kami menghimbau kepada masyarakat yang berada di sekitar pantai yang elevasinya rendah untuk waspada terhadap potensi banjir rob ini, karena diperkirakan gelombang masih akan tinggi beberapa hari kedepan,” katanya.
Pada Selasa, pasang maksimum terjadi pada pukul 10.00 WIB mencapai 2,1 meter. Untuk ketinggian gelombang di perairan selatan Cilacap mencapai 4-5 meter.