Desainer asal Kabupaten Purbalingga Sheila Agatha Wijaya (25) mampu menorehkan prestasi dengan melakukan go internasional. Hasil karyanya ikut dipamerkan di Showroom Paris Fashion Week, mulai awal Maret ini.
Purbalingga, serayunews.com
Purbalingga, serayunews.com
“Saya merupakan satu dari dua desainer Indonesia yang ikut dalam perhelatan tersebut. Satu lagi merupakan desainer dari Bali,” kata Sheila ketika dikonfirmasi serayunews.com, Selasa (8/3/2022).
Dia menyampaikan koleksi baju hasil karyanya yang dipamerkan di Prancis tersebut merupakan baju musim fall/winter. Dalam perhelatan tersebut baju dari hasil karya desainer Internasional dipamerkan di sana. Paris Fashion Week digelar di Palais Brongniart.
Dia juga menjelaskan, keikursertaan dirinya di ajang tersebut melalui proses yang panjang. Sheila memaparkan brand desain miliknya yaitu Shen Sheila berdiri di tahun 2014, setelah memenangkan kompetisi Harpers Bazaar Asia New Generation Award untuk Malaysia dan Indonesia di tahun 2013.
“Setelah itu kami launch Sean Sheila di Mercedez Benz Sydney Fashion Week, lalu dari tahun 2017 kami konsisten berpartisipasi di berbagai showroom selama Paris Fashion Week, dua kali dalam satu tahun kami selalu ke Paris untuk berpartisipasi,” katanya.
Namun sejak adanya pandemi, dia berhenti mengikuti showroom di Paris. Event tersebut terakhir diikuti awal tahun 2020. Selanjutnya pada Desember 2021, Sheila dihubungi oleh L’adresse.
“Mereka menawarkan untuk bergabung di showroom mereka, lalu setelah pembicaraan yang lumayan panjang, kami akhirnya mendapatkan konfirmasi bahwa kami akan bergabung di showroom L’adresse dengan support dari pemerintah, tepatnya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris,” tuturnya.
Dalam pameran di Prancis tersebut terdapat 23 koleksi desain hasil karyanya yang ditampilkan. Sheila mengungkapkan selama ini dia memang memfokuskan desain baju hasil karyanya untuk pasar internasional.
“Sambutan positif berdatangan saat karya kami dipamerkan di event tersebut,” katanya lagi.
Di bengkel kerjanya di Purbalingga, Sheila memperkerjakan penjahit dari kaum difabel. Produk baju yang dia bawa go internasional juga dikerjakan kaum difabel. Sheila memang sudah sejak muda tertarik di dunia fashion. Kecintaan Sheila terhadap dunia fashion dimulai sejak SMA. Lulus sekolah, Sheila mengambil diploma di Raffles Malaysia. Dia lalu hijrah ke Singapura untuk melanjutkan studi. Bekerja sebagai konsultan busana di Singapura, pada 2012 Sheila kembali ke kampung halamannya. Ia bermimpi membuka usaha dari Purbalingga dan dijual ke penjuru dunia.
“Saya senang tinggal di Purbalingga. Yang penting bisa go internasional,” imbuhnya.