“Beliau tokoh yang baik. Menurut saya orang yang luar biasa dalam beberapa kondisi Indonesia hari ini, bisa memberikan pernyataan-pernyataan yang menenangkan. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosanya dan khusnul khotimah,” doa Ganjar.
Ganjar lalu mengenang saat dirinya membantu Syekh Ali Jaber mencarikan tiket ke Jakarta dari Purbalingga. Kenangan bersama Syekh Ali Jaber itu, kata Ganjar, masih membekas pada dirinya hingga saat ini. Cerita tersebut adalah awal dirinya bertemu dan mengenal langsung sosok pendakwah kelahiran Madinah tersebut.
“Kebetulan saya kenal baik sama beliau secara pribadi. Jadi saya masih ingat, suatu ketika ada pengajian di Purbalingga dan beliau tidak bisa mendapatkan tiket balik ke Jakarta,” tutur Ganjar ditemui di rumah dinasnya.
Saat itu Ganjar sedang berada di Purbalingga dan mendapatkan telepon dari panitia acara tersebut. Dengan sigap, Ganjar langsung membantu mencarikan tiket pesawat.
“Nah pada saat itu saya lagi di Purbalingga, terus panitia menghubungi saya terus, saya telfonkan kita carikan tiket, dapat,” kata Ganjar.
Dari pertolongan Ganjar itu, tak terduga Syekh Ali Jaber langsung ingin bertemu dengannya. Maka pertemuan itu pun terjadi, dan banyak obrolan yang disampaikan di antara keduanya termasuk bertukar nomor telepon.
“Lalu beliau ketemu saya, ngobrol dengan saya banyak sekali, kasih nomor telepon, kasih nomor telepon sodaranya di Madinah. Pak Ganjar nanti kalau umroh, naik haji, tolong mampir ke rumah saya di Madinah. Saya nggak pernah lupa cerita itu,” kenang Ganjar pada sosok Syekh Ali Jaber.
Suatu saat ketika Ganjar berkesempatan beribadah dan sedang di Madinah, Ganjar menelepon Syekh Ali Jaber untuk bertanya di mana rumahnya dan menyampaikan keinginan untuk mampir.
“Tapi ternyata saat ditelepon beliau sedang di Pekalongan. Ya akhirnya kita saling sapa saja dari cerita itu,” katanya.