Ketua Komunitas Penulis Perempuan Purbalingga, Windu Setyaningsih mengatakan launching ini juga sekaligus memperingati Hari Ibu dengan tema besar dari ‘Kidung Ibu’ yakni perempuan.
“Kita ketahui bersama kedudukan ibu baik di rumah tanga maupun di masyarakat mempunyai peranan yang begitu banyak,” kata Windu, Selasa sore.
Windu menuturkan lahirnya karya ini, telah melalui jalan panjang. Banyaknya karya para perempuan hebat di Kota Perwira, yang melalui seleksi ketat. Hingga akhirnya, bisa melahirkan karya yang luar biasa.
“Karya ini buah hasil kerja keras para perempuan Purbalingga, ternyata para ibu-ibu di sini mampu mengembangkan potensi diri dengan menulis dan dibuktikan dengan peluncuran buku,” ujarnya.
Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Purbalingga, Jiah Palupi mengatakan ‘Kidung Ibu’ menambah buku bacaan karya penulis-penulis terbaik di Purbalingga. Dengan berbagai kesibukan dari masing-masing penulis dan pandemi Covid-19 yang belum juga usai, namun 21 penulis tetap bisa aktif berkarya.
“Semoga buku ini bisa memotivasi untuk bisa menghasilkan karya-karya kembali dan para penulis perempuan ini bisa kembali menuangkan buah pemikirannya menjadi sebuah karya,” kata Jiah.
Buku antologi puisi ini, menurut Jiah menyuarakan berbagai perasaan seorang perempuan dari mulai kebahagiaan, kesedihan, kepuasan dan juga kebanggaan terhadap sosok perempuan. Dalam karya-karyanya tidak hanya isi hati dari penulis tetapi ada pula penulis yang melihat kondisi orang lain yang kemudian dijadikannya sebagai sebuah karya.
“Jadi 1 ibu menyuarakan suara hatinya, bermacam-macam rasa yang diungkapkan, semoga bermanfaat dan ini menjadikan kita peduli serta perhatian dengan sosok ibu,” ujarnya.
Ia berharap para penulis-penulis perempuan Purbalingga bisa kembali mempersembahkan karya terbaiknya. Meskipun dengan kesibukan dan berbagai profesinya, perempuan tetap bisa memberikan dan menghasilkan karya yang luar biasa.
“Dan ini menjadikan karya sastra di Purbalingga semakin gumregah dan bertambah,” kata dia.