SERAYUNEWS – Pelaksanaan Ibadah Haji 1445 Hijriah/2024 Masehi sudah di depan mata. Berbagai persiapan terus berlangsung dari pemerintah Indonesia dan Arab Saudi. Jemaah pun diminta untuk menjaga kesehatannya menjelang pemberangkatan.
Suhu di Tanah Suci pada musim haji kira-kira menyentuh angka 40 derajat Celsius. Untuk itu, Para jemaah haji mendapat imbauan agar dapat beradaptasi guna bisa menghindari dari heat stroke.
Berikut ini tim serayunews.com sajikan setidaknya tiga tip menghindari heat stroke saat pelaksanaan ibadah haji. Salah satu di antaranya yaitu memperbanyak mengkonsumsi air putih.
Selanjutnya, Heat stroke atau kata lain serangan panas adalah bentuk hipertermia atau penyakit yang berhubungan dengan panas. Tanda heat stroke, di antaranya peningkatan suhu tubuh yang tidak normal serta gejala fisik, termasuk perubahan fungsi sistem saraf.
Kasi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, Dokter Leksmana, dalam pernyataan resminya di Jakarta, Senin (6/5/2024), mengatakan bahwa jemaah khususnya lansia sudah harus mempersiapkan kondisinya sendiri.
“Jemaah haji, khususnya lansia, sebaiknya sudah mempersiapkan kondisi dan menjaga serta meningkatkan kesehatan, terlebih sebelum melaksanakan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, termasuk juga harus mengenali kondisi gejala heat stroke,” ungkap Dokter Leksmana, mengutip dari kemenag.go.id, Selasa (7/5/2024).
“Sebab, gejala heat stroke jika tidak segera ditindaklanjuti dapat berdampak buruk pada kesehatan jemaah,” sambungnya.
Lebih lanjut, menurut pria yang akrab disapa dr. Leks ini, cuaca panas dapat mengganggu kesehatan jemaah. Gejalanya adalah mengalami dehidrasi, serangan panas, lemas, hilang fokus dan rusaknya permukaan kulit.
Guna menghindari hal itu, dr. Leks berbagi sejumlah tip berikut ini.
1. Banyak minum air putih, tanpa harus menunggu haus. Upayakan meminum tiga sampai empat liter air atau setara dengan 12 sampai 16 gelas per hari.
“Minum air putih yang banyak, hindari meminum air kopi atau the, apalagi yang mengandung gula,” tambah dr. Leks.
2. Menyemprot wajah dengan air bersih untuk mengurang panas di kulit.
3. Menggunakan alat pelindung diri apabila melakukan aktivitas di luar hotel atau penginapan. Misalnya, payung, topi berdaun lebar, kacamata hitam, pelembap kulit, tabir surya (sunscreen) dan masker medis untuk menjaga kelembapan aliran napas.
Lebih lanjut, ia mengingatkan untuk tidak lupa memakai baju longgar dan nyaman untuk dapat mencegah naiknya suhu tubuh, berlindung dari sengatan matahari langsung, dan istirahat yang cukup.
Seperti kita ketahui, kuota haji Indonesia tahun ini ialah 241.000 jemaah, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus. Dari jumlah itu, ada lebih kurang 45.000 jemaah lansia dengan usia 65 tahun ke atas.
Kepada jemaah haji lansia, dr Leks berpesan untuk mengonsultasikan kondisi kesehatannya kepada dokter yang biasa menanganinya. Jadi, jemaah tahu tindakan yang tepat.
“Mintakan saran dokter terkait kondisi kesehatan, termasuk juga olahraga ataupun aktivitas fisik yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan,” ungkapnya.
“Jemaah juga harus membawa obat-obatan pribadi. Sebab dikhawatirkan obat-obatannya yang dibutuhkan tidak termasuk dalam list obat yang disiapkan tim kesehatan,” tandasnya.***