Cilacap, serayunews.com
Kepala DPMPTSP Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri mengatakan, potensi pengembagan investasi di 4 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Cimanggu, Karangpucung, Adipala dan Binangun.
Awaluddin mengatakan, latar belakang pengembangan potensi investasi peternakan terpadu sapi potong di Cilacap, sesuai dengan rencana strategis DPMPTSP untuk mewujudkan iklim investasi yang berdaya saing, salah satunya dengan memajukan produk lokal. Selain itu, kajian potensi investasi ini juga dikaji dari kebutuhan konsumsi daging sapi yang terus meningkat.
“Tidak hanya investasi besar, investasi yang kecil juga ikut terbangun, dengan permintaan yang banyak, peternak lokal bisa terbawa imbas positifnya, harapannya kita bantu masyarakat masalah pemasaran, sehingga peternak kecil tidak dirugikan,” ujar Awaluddin Muuri dalam Keterangannya, Selasa (21/09).
LPPM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed Purwokerto Revius Pradipta Setyanto menyampaikan kajian investasi peternakan terpadu sapi potong di Cilacap dikembangkan dalam dua jenis yakni pebibitan dan penggemukan dengan perhitungan nilai investasi sekitar Rp 23 miliar.
Pihaknya lakukan kajian dari pembibitan yang hasilnya akan banyak ditampung untuk peluang bisnis. Dan untuk mendorong minat investor akan dipadukan dengan penggemukan sapi hingga ke pemotongan hewan. Sehingga pengembalian investasinya akan lebih cepat.
Selain itu, latar balakang proyeksi ini menurutnya juga karena sapi potong merupakan sumber penyedia daging terbesar kedua di Indonesia setelah ayam dan merupakan salah satu komoditas prioritas dalam pembangunan ketahanan pangan nasional.
Menurutnya, berdasarkan laporan outlook komoditas daging sapi tahun 2020 Kementerian Pertanian Republik Indonesia, tahun 2020 menurut angka pragnosa konsumsi per kapita daging sapi total sebesar 2,53 kg/kapita/tahun atau dengan kata lain kebutuhan nasional sekitar 717,15 ribu ton.
Sedangkan kemampuan produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 515,63 ribu ton (71,9 persen). Sehingga, defisit sebesar 201,52 ribu ton atau 28,1 persen kebutuhan daging sapi nasional masih harus dipenuhi melalui impor.
“Angka proyeksi tahun 2021 tingkat konsumsi daging sapi sebesar 2,52 kg per kapita per tahun, dengan kata lain kebutuhan daging sapi nasional sebanyak 685.855 ton,” ujarnya.
Selain itu, dalam kajian pengembangannya potensi investasi peternakan terpadu fokus pada sapi lokal dengan memperhitungkan daya serap pasar, atau kemampuan daya beli masyarakat secara umum yang cenderung kepada sapi lokal untuk komsumsi harian.
Sedangkan lokasi 4 kecamatan yang dipilih dengan mempertimbangkan ketersediaan pakan serta banyak masyarakat yang menjadi peternak sapi.
“Contohnya di Binangun masyarakat sudah melakukan hal itu, kalau masyarakat sudah terbiasa melakukan budidaya penggemukan, artinya di daerah tersebut ketersediaan pakan terjamin, kegiatan itu juga prospektif secara ekonomi walaupun dilakukan secara tradisional,” ujarnya.
Dengan tambahnya potensi invetasi di Cilacap ini akan meningkatkan target investasi di Cilacap lebih dari Rp 900 miliar tahun 2021. Selain sapi lokal, produk lain yang sudah ditawarkan investor yakni udang vaname, belut dan bibit kelapa.