Purwokerto, serayunews.com
Acara tersebut menyajikan makanan khas dari 13 negara asal mahasiswa asing. Mulai dari negara di Asean, Timur Tengah, hingga Afrika. Rektor UMP, Dr Jebul Suroso yang berkeliling melihat berbagai macam hidangan tersebut, sempat berdialog dengan mahasiswa yang menyajikan makanan.
Mahasiswa dari Tajikistan yang berada di wilayah Asia Tengah membuat lagman soup. Lagman soup adalah ramen dengan cita rasa khas Asia Tengah dengan kaldu daging pedas serta irisan daging. Ada pula mahasiswa dari South Korea yang membuat kimbab nasi gulung, yaitu nasi yang berbungkus rumput laut. Selain dua makanan itu masih banyak lagi makanan lainnya.
“Masakan dari 13 negara tersaji di UMP sore ini menjelang buka puasa dan hal ini semakin meningkatkan iklim internasionalisasi UMP. Acara festival kuliner internasional ini juga sebagai bentuk apresiasi kami kepada mereka dan semakin mempererat hubungan,” kata Rektor.
Baca juga: [insert page=’cari-rute-lain-dulu-ada-pemberlakuan-sistem-buka-tutup-di-jalan-ks-tubun-purwokerto-karena-pengaspalan’ display=’link’ inline]
Menurut Jebul Suroso, dengan memberikan kesempatan mahasiswa asing memasak makanan khas negara asalnya, tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka. Sebab, makanan khas negara mereka tersaji di UMP. Terbukti, dengan penuh antusias para mahasiswa asing ini menjelaskan menu yang mereka masak kepada Rektor.
Selain menghadirkan menu dari 13 negara, festival kuliner ini juga ada lomba memasak nasi goreng ala Indonesia yang peserta para mahasiswa asing. Dalam perlombaan ini, mereka wajib memasak nasi goreng dengan bumbu nusantara. Ini merupakan salah satu cara UMP, untuk mengenalkan masakan khas Indonesia kepada mereka.
“Festival kuliner internasional ini sudah menjadi agenda rutin tahunan UMP. Sebagai upaya kami untuk memberikan ruang kepada para mahasiswa asing supaya lebih dekat dan akrab dengan keluarga besar UMP,” ucapnya.