SERAYUNEWS – Drama religi kontroversial asal Malaysia berjudul Bidaah atau Broken Heaven siap tayang di Trans TV. Simak jadwal melalui artikel ini.
Setelah lebih dulu meraih kesuksesan besar via platform streaming Viu, serial ini akan menyapa pemirsa Indonesia lewat layar kaca.
Disutradarai oleh Pali Yahya dan ditulis oleh Eirma Fatima, Bidaah menyuguhkan kisah yang penuh ketegangan, sarat makna, dan menyingkap sisi gelap dari praktik penyalahgunaan agama.
Dengan hanya 15 episode berdurasi sekitar 30 menit per episode, Bidaah mampu menghadirkan ketegangan yang padat serta pesan moral yang kuat.
Serial ini bukan sekadar tontonan hiburan, melainkan refleksi mendalam tentang pentingnya berpikir kritis dalam beragama dan tidak mudah terjerumus dalam ajaran yang menyesatkan.
Cerita dalam Bidaah berfokus pada Baiduri Amira, seorang perempuan muda yang dipaksa oleh ibunya untuk bergabung dengan sebuah kelompok bernama Jihad Ummah.
Kelompok ini dipimpin oleh Walid Muhammad Mahdi Ilman, pria karismatik yang mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi.
Alih-alih membimbing ke jalan kebaikan, Walid justru membawa para pengikutnya dalam ajaran yang menyimpang dan mengerikan.
Seiring berjalannya waktu, Baiduri mulai menyadari kejanggalan dalam kelompok tersebut.
Ia menyaksikan langsung berbagai praktik menyesatkan seperti pernikahan paksa, kepatuhan mutlak terhadap pemimpin, hingga ritual-ritual yang jauh dari ajaran Islam.
Ketakutan Baiduri perlahan berubah menjadi keberanian setelah ia bertemu Hambali, putra dari tangan kanan Walid yang baru pulang dari studi keagamaannya di Yaman.
Hambali pun melihat bahwa ajaran Walid sangat jauh menyimpang dari syariat. Bersama Baiduri, ia memutuskan untuk melawan dan membuka mata para pengikut sekte.
Mereka ingin mengungkap kebohongan yang selama ini diselubungi oleh simbol agama. Perjuangan mereka pun menjadi inti dari konflik dan ketegangan yang disajikan dalam serial ini.
Serial Bidaah dibintangi oleh jajaran aktor dan aktris Malaysia yang tak hanya berbakat tapi juga mampu membawakan peran dengan penuh penjiwaan. Berikut daftar pemeran utama yang terlibat dalam drama ini:
– Faizal Hussein sebagai Walid Muhammad Mahdi Ilman (Pemimpin Jihad Ummah)
– Riena Diana sebagai Baiduri Amira (Anak dari Kalsum)
– Fazlina Ahmad Daud sebagai Kalsum (Ibu Baiduri, pengikut sekte)
– Fattah Amin sebagai Hambali Saifullah (Putra dari Abi Saifullah)
– Hasnul Rahmat sebagai Abi Saifullah (Orang kepercayaan Walid)
– Marissa Yasmin sebagai Ummi Hafizah (Istri pertama Walid)
– Vanidah Imran sebagai Ummi Rabiatul (Istri kedua Walid)
– Nur Fathia Latiff sebagai Masyitah (Istri ketiga Walid)
– Malia Baby sebagai Habibah (Istri keempat Walid)
– Shazia Rozaini sebagai Mia (Anggota Jihad Ummah)
Peran-peran ini berhasil menciptakan atmosfer yang mencekam dan emosional, membuat penonton larut dalam konflik batin serta perjuangan tokoh-tokohnya.
Sejak dirilis di Viu pada awal Maret 2025, Bidaah langsung meroket menjadi tontonan nomor satu di Malaysia dan Indonesia.
Serial ini bahkan mencetak rekor fantastis dengan lebih dari 2,5 miliar tayangan hanya dalam beberapa hari. Tak heran, berbagai cuplikan dan meme yang menampilkan karakter Walid menjadi viral di media sosial.
Salah satu kutipan yang menjadi sorotan adalah “Pejamkan mata, bayangkan muka Walid”, yang ramai diperbincangkan di TikTok, X, hingga Instagram.
Karakter Walid dengan segala kontroversinya menjadi magnet tersendiri, baik dibenci maupun dibahas secara luas oleh warganet.
Antusiasme tinggi ini mendorong Trans TV untuk menghadirkan Bidaah di televisi nasional, memberikan kesempatan lebih luas bagi masyarakat Indonesia menyaksikan drama sarat makna ini.
Bidaah bukan hanya menyajikan cerita dramatis semata. Di balik kisahnya, serial ini membawa pesan kuat tentang pentingnya berpikir jernih dalam beragama dan tidak mudah takluk pada figur-figur religius yang manipulatif.
Lewat karakter Baiduri dan Hambali, penonton diajak memahami bahwa iman tanpa akal sehat bisa berujung pada kehancuran.
Serial ini juga mengangkat isu-isu yang relevan dalam masyarakat seperti radikalisme, kekerasan berbasis agama, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh tokoh agama.
Oleh karena itu, Bidaah menjadi lebih dari sekadar hiburan—ia adalah peringatan dan cermin bagi kita semua.***