Staff Penanggulangan Bencana Alam sekaligus Humas PMI Banjarnegara M Alwan Rifai mengatakan, dengan kondisi ini, logistik yang sedianya dapat dikirim hingga titik kordinasi terpaksa harus berhenti di balai desa yang digunakan sebagai gudang logistis sementara. Sedangkan untuk sampai di lokasi pengingsian harus dipanggul dengan menggunakan tenaga manusia.
“Mau tidak mau, para relawan melangsir barang bantuan dan logistik untuk keperluan distribusi ke warga terdampak dan pemenuhan kebutuhan dapur umum,” katanya.
Menurutnya, dengan kondisi ini, sejumlah kendaraan relawan yang ada di lokasi pengungsian juga terjebak.
“Trepaksa kita langsir, sebab jalan juga licin dan berbahaya, bahkan relawan harus berjibaku membawa logistik ke pengungsian dan dapur umum,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Alam PMI Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan, putusnya akses utama penghubung ke Desa Suwidak dan Desa Bantar ini juga berdampak pada terhambatnya bantuan yang akan masuk ke lokasi bencana.
“Strategi serta perhitungan yang matang harus dilakukan pada saat distribusi bantuan, mengingat curah hujan saat ini masih tinggi serta potensi pergerakan tanah juga acap kali terjadi,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, relawan juga mendirikan pos pantau yang ada di sekitar lokasi amblasnya jalan untuk mengamati pergerakan tanah dan koordinasi distribusi barang.
“Ini memang menjadi sulit, tetapi kita harus tetap optimistis. Kami juga tetap menghimbau pada seluruh warga untuk tetap waspada, mengingat curah hujan di wilayah Banjarnegara masih tinggi,” katanya.