
SERAYUNEWS-Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara menggandeng kalangan media yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Langkah itu, dalam upaya memperkuat jalinan sinergitas serta memperkuat literasi statistik masyarakat.
Literasi Statistik untuk Jurnalis yang dilaksanakan di Aula BPS Banjarnegara, Rabu (26/11/2025) ini menjadi bagian langkah strategis BPS untuk mendukung transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2045, serta jelang sensus ekonomi tahun 2026.
Kepala BPS Banjarnegara Edwin Triyoga mengatakan, media memiliki peran strategis dalam membumikan data, sehingga penyajian dari para jurnalis di media mass aini akan lebih mudah dipahami publik.
Menurutnya, di era banjir informasi seperti sekarang, masyarakat perlu panduan untuk membedakan mana data resmi dan mana opini tanpa dasar.
“Peran media sangat penting, dan media adalah mitra penting dalam membangun masyarakat yang tidak hanya membaca angka, tapi juga memahami maknanya. Ketika masyarakat melek data, maka kebijakan publik bisa lebih tepat sasaran,” ujarnya.
Dalam sesi diskusi, BPS memberikan pemahaman mendalam tentang konsep dan bagaimana data tersebut dihimpun, serta diolah hingga menjadi rujukan nasional. Beberapa materi diskusi yang disampaikan antara lain, cara BPS mengukur Inflasi, jenis, dan faktor inflasi serta metode penghitungan inflasi, hingga perhitungan terkait angka prosentasi kemuskinan di Banjarnegara.
“Data-data yang disajikan BPS akan menjadi bahan pertimbangan serta indikator utama untuk mengukur perubahan dan arah kebijakan pemerintah, khususnya dalam menetapkan kebijakan ekonomi,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, BPS Banjarnegara juga memaparkan Profil Kemiskinan Kabupaten Banjarnegara tahun 2025. Termasuk pertumbuhan ekonomi di Banjarnegara per triwulan, angka kemiskinan Banjarnegara dari tahun ke tahun, hingga inflasi yang terjadi di Banjarnegara.
“Data kemiskinan ini menjadi dasar penting dalam evaluasi kebijakan daerah. Pemerintah daerah dapat menargetkan program pengentasan kemiskinan secara lebih tepat sasaran,” katanya.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian strategis komunikasi data dari BPS, termasuk bagaimana informasi statistik disebarluaskan pada masyarakat agar lebih mudah dipahami publik tanpa kehilangan akurasi ilmiahnya.
“BPS ingin media menjadi jembatan antara data dan masyarakat. Dengan bahasa yang sederhana, informatif, dan kontekstual, data bisa lebih bermakna bagi publik,” katanya.