Advertisement
Advertisement
Purwokerto, serayunews.com
Wakil Rektor III UMP, Akhmad Darmawan MSi menyampaikan, perlunya mendiskusikan moderasi beragama. Sebab berdasarkan pengamalam yang ada, radikalisme dan ekstremis sejauh ini masih ditujukan kepada agama tertentu saja. Sehingga perlu adanya moderasi untuk semua umat beragama, supaya tidak mengarah pada ektremis.
“Dalam perspektif dakwah, harus memperkuat agama masing-masing secara akidah dan akhlak, supaya tidak muncul sikap saling menyalahkan. Sebagaimana dalam Islam, ‘Lakumdinukum waliyadin’, untukmu agamamu dan untukku agamaku, sehingga tidak mencederai toleransi umat beragama,” jelasnya, Jumat (1/7/2022).
Lebih lanjut Akhmad Darmawan memaparkan, ketika tolerasi beragama sudah terbentuk, maka hal-hal lainnya akan menjadi lebih kondusif. Terlebih lagi sebentar lagi memasuki tahun politik. Kemunculan politik identitas seringkali membuat banyak pihak tidak nyaman. Maka perlu adanya tolerasi yang kuat.
“UMP selaku perguruan tinggi bernapaskan Islam, sangat mendorong para elit serta masyarakat untuk mengacu pada moderasi, selalu berada di tengah, tidak ekstrem kanan ataupun ekstrem kiri,” tegasnya.
Selain menggelar seminar, persiapan pra muktamar lainnya yaitu UMP juga mengadakan MoU denan Kementerian Agama Kabupaten Tegal dalam hal moderasi beragama dan Tri Dharma perguruan tinggi, serta dengan beberapa forum umat beragama.
Senada, Ketua Panitia seminar, Dr Darodjat MAg mengatakan, pemahaman tentang moderasi beragama akan berimbas pada sikap. Sehingga butuh keseimbangan dalam berpikir, bersikap dan bertindak.
“Di dunia akademik, berpikir tidak hanya dalam konteks pribadi atau kesholehan pribadi, tetapi juga harus merambah kesalehan sosial, turut serta membangun masyarakat yang berkeadaban. Melalui seminar ini, harapanya lahir rumusan-rumusan yang nantinya akan kita sampaikan ke litbang, sehingga dunia akademik bisa melahirkan konsep moderasi beragama,” tuturnya.
Sementara itu, terkait agenda muktamar Muhammadiyah yang rencananya berlangsung pada tanggal 18-20 November mendatang, Akhmad Darmawan mengatakan, agendanya adalah pemilihan ketua umum serta pemaparan visi misi Muhammadiyah secara nasional dan penguatan akidah serta akhlak di kalanga warga Muhammadiyah.
“Kalau hak suara sampaikan melalui Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan UMP merupakan bagian di dalamnya. Namun, di Muhammadiyah tidak pernah ada perebutan kursi ketua, sebaliknya justru banyak yang menolak, karena merupakan sebuah amanah yang besar,” katanya.