SERAYUNEWS-Ditutupnya jembatan gantung Sindang-Banjaran yang menghubungkan Desa Sindang Kecamatan Mrebet dan Desa Banjaran Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga membuat warga mengalami hambatan untuk akses jalan. Pasalnya keberadaan jembatan gantung tersebut menjadi akses utama untuk mempersingkat jarak menuju kecamatan.
Camat Mrebet Hendro Prasetyo, kepada serayunews.com Rabu (4/6/2025) menyebutkan, karena jembatan tak bisa difungsikan, ada sejumlah alternatif yang dilakukan untuk akses jalan. Yang pertama melalui jalur Tangkisan-Kardenan. Selain itu juga melalui jalan raya Desa Onje Kecamatan Mrebet. “Ada juga warga yang menggunakan perahu dari Sindang menuju Banjaran. Ini menjadi sarana transportasi alternatif,” ujarnya.
Bupati Fahmi Muhammad Hanif bersama Wabup Dimas Prasetyahani juga telah meninjau langsung jembatan gantung penghubung Desa Banjaran (Kecamatan Bojongsari) dan Desa Sindang (Kecamatan Mrebet) yang putus sejak 19 Mei 2025 lalu. Peninjauan dilakukan dalam rangkaian road trip menggunakan sepeda motor pada Selasa (3/6/2025) untuk mengecek langsung kondisi infrastruktur yang menjadi prioritas penanganan di APBD 2025, baik murni maupun perubahan.
Putusnya jembatan tersebut berdampak signifikan terhadap mobilitas warga, terutama warga Desa Sindang yang kini harus menempuh jalur memutar melalui Desa Tangkisan untuk menuju pusat kota Purbalingga. Tak sedikit warga yang nekat menggunakan jasa perahu penyeberangan bertali sebagai alternatif demi memangkas jarak dan waktu tempuh
Bupati Fahmi menyampaikan, kunjungan ini turut melibatkan Plt Kepala DPUPR Purbalingga beserta jajaran Kabid Bina Marga untuk membahas solusi penanganan jangka pendek dan jangka panjang. “Insyaallah nanti solusi segera yang bisa dilakukan adalah memperbaiki jembatan gantung ini, yang terpenting bisa digunakan kembali dulu,” ujarnya.
Meski demikian, Bupati Fahmi juga telah memikirkan solusi jangka panjang berupa pembangunan jembatan permanen di lokasi tersebut. Ia menilai jembatan Sindang – Banjaran merupakan akses vital yang menghubungkan wilayah Mrebet dan Bojongsari, sehingga perlu penanganan serius lintas sektor.
“Saya berharap ada perhatian khusus dari pemerintah pusat maupun provinsi, termasuk BBWS, dalam membantu menangani jembatan ini agar dibangunkan jembatan permanen karena keterbatasan anggaran yang kami miliki di kabupaten,” jelasnya.
Menurut Bupati Fahmi, jembatan permanen akan sangat berguna karena memungkinkan akses kendaraan roda empat dan akan memperlancar konektivitas antarwilayah. Meski menunggu proses usulan jangka panjang, Pemkab Purbalingga menargetkan perbaikan jembatan gantung dapat dilakukan dalam waktu dekat.
“Sisi lain kami akan lakukan perbaikan segera untuk jembatan gantung ini, harapannya di APBD 2025 Perubahan bulan September-Oktober bisa diperbaiki sehingga jembatan gantung ini bisa digunakan kembali dengan aman dan nyaman,” imbuhnya.