SERAYUNEWS – Tunadaksa, kata yang sering kali diucapkan dengan nada kasihan. Namun, apa yang kita ketahui tentang mereka?
Mari mulai membangun jembatan kesadaran untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan peduli.
Tunadaksa adalah istilah untuk menggambarkan individu yang memiliki kebutuhan khusus akibat kelainan fisik, mental, atau sensorik.
Mereka seringkali menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari aksesibilitas lingkungan, kesempatan endidikan, hingga kesempatan kerja.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam tentang tunadaksa dan bagaimana dapat membantu mereka mencapai potensi maksimal.
Membangun kesadaran tentang tuna daksa sangat penting karena dapat membantu kita memahami kebutuhan dan hak-hak mereka.
Dengan demikian, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi tuna daksa.
Ada beberapa cara untuk membantu tuna daksa, seperti membangun aksesibilitas, menggunakan bahasa yang inklusif, membantu dalam aktivitas sehari-hari, dan mendukung hak-hak mereka.
Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua orang, tanpa memandang kemampuan atau kebutuhan mereka.
Tunadaksa ortopedi adalah individu yang memiliki kecacatan atau kelainan pada bagian tulang, otot, atau persendian, sehingga mengalami gangguan fungsi tubuh secara normal.
Kecacatan ini dapat dibawa sejak lahir atau diperoleh kemudian akibat penyakit, kecelakaan, atau cedera lainnya.
Akibatnya, individu dengan tunadaksa ortopedi dapat mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, berlari, atau melakukan gerakan lainnya.
Ini adalah kondisi di mana individu mengalami kelemahan pada gerak dan fungsi alat geraknya karena kelainan pada saraf di otak.
Kondisi ini dapat terbagi menjadi tiga tingkat keparahan.
1. Ringan: Individu dapat berjalan tanpa alat bantu, berbicara jelas, dan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
2. Sedang: Individu membutuhkan bantuan untuk berbicara, berjalan, dan melakukan aktivitas sehari-hari, serta memerlukan alat-alat khusus.
3. Berat: Individu membutuhkan perawatan tetap, tidak dapat berjalan atau berbicara secara normal, dan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
· Penanganan Medis
Pengobatan, rehabilitasi, dan terapi untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
· Penanganan Psikologis
Konseling, terapi psikologis, dan dukungan keluarga untuk mengatasi masalah emosi dan psikologis.
· Pendidikan Inklusif
Pendidikan yang sama dengan anak-anak lain untuk membantu tuna daksa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
· Aksesibilitas dan Alat Bantu
Aksesibilitas dan alat bantu untuk membantu tuna daksa memperoleh kemandirian dan meningkatkan kualitas hidup.
· Dukungan Masyarakat
Dukungan masyarakat dan keluarga untuk membantu tuna daksa merasa diterima dan dihargai.
Itulah jenis-jenis tunadaksa dan bagaimana penanganannya. Semoga membantu.***