Kepala UPT Damkar Cilacap Supriyadi menyampaikan, kebakaran sejak awal tahun 2021 hingga Mei ini, rata-rata terjadi sekitar enam hingga tujuh kasus dalam satu bulan. Menurutnya, angka tersebut terbilang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Supri menambahkan, faktor kelalaian manusia menjadi faktor utama dari peristiwa tersebut. Akibatnya korban kebakaran alami sejumlah kerugian materi hingga korban jiwa.
“Pemicu memang agak banyak dari kelalaian. Apalagi yang terakhir menjelang hari raya Idulfitri hampir semuanya kelalaian, seperti di Pekuncen Kroya, kebakaran dari tungku yang ditinggal salat Id dan Jalan Ahmad Yani Cilacap, dari kebocoran gas yang ditinggal penghuninya,” ujar Supriyadi, Senin (17/05).
Data Damkar Cilacap tercatat, dari 29 kasus kebakaran dengan rincian, 26 kebaran permukiman, 2 kebaran pohon dan 1 kebakaran toko. Sedangkan penyebabnya yakni 13 korsleting listrik, 6 dari kompor gas, 3 tungku, 3 lilin, 2 petir, dan 1 obat nyamuk. Dengan total kerugian ditaksir Rp 786. 300.000 dan dua korban jiwa.
“Dari banyaknya kasus ini memang rata-rata tidak ada penghuninya, secara respons time petugas sudah baik, namun pengaduan dari masyarakat banyak yang terlambat, jadi kebakaran sudah sekian menit baru mereka laporkan,” ujarnya.
Untuk mempercepat pelaporan kebakaran tersebut, Satpol PP Cilacap melalui UPT Damkar akan menyosialisasikan kepada masyarakat mengenai aplikasi pengaduan berbasis andorid yang bisa diunduh melalui Playstore.
“Penekanan dengan pencegahan melalui edukasi saat meninggalkan rumah, edukasi saat menjumpai kebakaran di kesempatan pertama harus bagaimana, dan edukasi dalam konteks pengaduan kepada Damkar agar cepat,” ujarnya.
Supri menambahkan, untuk menghindari atau mencegah kebakaran saat rumah ditinggal adalah dengan langkah sederhana seperti, melepas regulator kompor, memutus aliran listrik barang elektronik yang menimbulkan panas seperti setrika, kipas angin, dan perlengkapan elektronik lainnya.