Kepala UPT Damkar Cilacap Supriyadi melalui Kasubag Tata Usaha Riadi mengatakan, kebakaran limbah kayu di Karangpucung padam pada Kamis (28/7). Proses selanjutnya adalah penguraian material dengan alat berat.
“Kondisi terakhir Kamis kemarin sudah tidak ada bara. Namun masih ada asap dan penguraian dengan excavator,” ujar Riadi, Jumat (29/7/2022).
Kendati demikian, dampak yang timbul dari kebakaran limbah tersebut membuat polusi udara dan mengganggu kesehatan warga sekitar. Soalnya, titik lokasi kebakaran hanya berjarak sekitar 10 meter dari permukiman warga.
Bahkan berdasarkan data laporan dari UPT Damkar Cilacap tercatat, sedikitnya ada 100 jiwa yang terdampak dan alami gangguan pernapasan. Selain itu, ada delapan rumah di sekitar lokasi yang mengungsi sejak awal kejadian, akibat banyaknya asap pekat pada saat itu.
“Ada 25 kepala keluarga dengan jumlah sekitar 100 jiwa yang terdampak terkena gangguan pernapasan, dan delapan kepala keluarga mengungsi. Karena jarak cukup dekat dengan titik kebakaran sekitar 10 meter,” ujarnya.
Menurut Riadi, berdasar informasi dari pihak pabrik, pasca kebakaran akan mengupayakan pemeriksaan kesehatan bagi warga terdampak asap pekat dan alami gangguan pernapasan.
Riadi mengungkapkan, sebelumnya pemadaman alami sejumlah kendala di antaranya karena tumpukan limbah yang padat dan tinggi, kemudian sumber air yang cukup jauh sekitar satu kilometer, serta material harus diurai dengan alat berat agar tidak semakin menjalar ke bagian yang lain.
“Imbauan kami kepada pemilik pabrik agar tidak membuang limbah dekat dengan permukiman penduduk,” ujarnya.
Tidak ada laporan korban jiwa dan kerugian material dalam musibah kebakaran itu. Hanya saja mengakibatkan kerugian kesehatan akibat polusi udara. Sedangkan penyebab kebakaran diduga ada oknum yang sengaja membakar limbah kayu tersebut.
Dalam memadamkan kebakaran tersebut melibatkan sejumlah unsur seperti UPT Damkar Cilacap, Pos Damkar Majenang, dan sejumlah Relawan Damkar (Redkar), Baznas, Rapi, dan juga Damkar Banyumas.