SERAYUNEWS-Jumlah wilayah desa yang terdampak kekeringan di wilayah Kabupaten Banjarnegara terus meluas. Untuk itu Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto mengajak semua pihak untuk bergotong royong membantu masyarakat yang terdampak kekeringan.
Untuk melihat kondisi wilayah terdampak kekeringan, Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto melakukan peninjauan langsung beberapa desa yang terdampak kekeringan. Kunjungan Pj Bupati Banjarnegara ini juga sekaligus melakukan droping air bersih bagi masyarakat yang mengalami bencana kekeringan.
Beberapa desa yang ditinjau langsung oleh Pj Bupati Banjarnegara di antaranya Desa Kaliajir, Petir, dan Kalitengah, Kecamatan Purwanegara. Tiga desa itu mengalami kekeringan yang paling parah diantara beberapa wilayah lainnya.
Dengan kondisi ini, Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto meminta seluruh jajarannya untuk serius dalam menangani bencana kekeringan. Termasuk dengan melayani masyarakat yang terdampak kekeringan dan krisis air bersih.
“Kami prihatin dengan kekeringan seperti ini, makanya saya ke sini ingin tahu secara langsung kondisi di lapangan seperti apa, ternyata cukup parah. Untuk itu, kami meminta seluruh jajaran untuk bahu membahu bergotong royong demi membantu sesama,” katanya.
Menurutnya, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) serius untuk membantu warga yang terdampak dengan mengirimkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Pemerintah daerah terus berusaha semaksimal mungkin untuk membantu dan memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan. Apalagi kami melihat langsung beberapa sumber air di wilayah terdampak ini sudah kering, ini harus ditangani serius, sebab air merupakan kebutuhan bagi masyarakat,” ujarnya.
Tak hanya itu, dalam kunjungannya, Pj Bupati Banjarnegara juga memeriksa sejumlah tandon air yang digunakan untuk menampung bantuan air bersih dari BPBD. Warga langsung berduyun-duyun mengambil air bersih saat tangki bantuan air bersih datang.
Diperoleh informasi, warga desa di wilayah seralan Banjarnegara ini sudah mengalami kesulitan air bersih sejak empat bulan terakhir, bahkan demi mendapatkan air bersih, mereka rela harus berjalan kaki hingga puluhan kilometer.
“Dulu awalnya kita masih ada sumber mata air di dekat sini, tapi sekarang sudah mengering. Kalau mandi kita harus keluar desa yang ada sumber mata air, sementara untuk kebutuhan air bersih sehari hari kita menunggu droping air yang datang seminggu dua kali,” kata Sutini (35) warga Desa Petir, Kecamatan Purwanegara.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto mengatakan, meluasnya wilayah yang terdampak kekeringan di Banjarnegara ini membuat petugas BPBD sedikit kerepotan dalam distribusi air. Beruntung sekarang banyak titik droping yang sudah menyiapkan tandon air bersih, sehingga masyarakat lebih mudah dan droping air juga bisa lebih cepat.
“Awalnya kami kerepotan dalam pendistribusian karena keterbatasan petugas dan banyaknya permintaan air bersih. Kalau datang ke satu desa harus mendistribusikan ke beberapa titik berkumpulnya warga sehingga terlalu lama. Namun setelah ada tendon air jadi memudahkan petugas karena distribusi air jadi terpusat di satu titik,” katanya.
Seperti diketahui, musim kemarau yang terjadi dalam lima bulan terakhir menyebabkan sejumlah sumur dan mata air di Kabupaten Banjarnegara, khususnya pegunungan selatan mulai mengering, untuk mencukupi kebutuhan air, warga terpaksa harus mencari di sejumlah sumur dan sumber mata air yang lokasinya jauh.
Kondisi makin parah ketika kondisi mata air di beberapa tempat juga makin mengecil karena musim kemarau panjang, sehingga tidak mencukupi.
Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melalui BPBD telah mendistribusikan sebanyak 3.386.000 liter air bersih yang terbagi di 41 desa dan 7 kelurahan. Sedangkan jumlah total warga yang menerima manfaat distribusi air bersih dari pemkab Banjarnegara sebanyak 150.382 Jiwa atau 39.989 kepala Keluarga.