Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Supriyanto, mengunjungi salah satu kebun kelengkeng itoh milik Wagino, di Desa Penggalang, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Supriyanto mengatakan, semangat budidaya kelengkeng seperti ini harus ditularkan kepada masyarakat. Karena pemanfaatan pekarangan rumah sebagai lahan produktif dapat menambah pendapatan masyarakat.
“Budidaya kelengkeng semacam ini harus ditularkan kepada yang lain, karena ada nilai ekonominya,” katanya, Senin (14/12/2020).
Ia menambahkan, pada prinsipnya Dinas Pertanian siap melakukan pendampingan kepada masyarakat.
“Pada prinsipnya kami siap melakukan pendampingan, bahkan di Kampung Laut sudah dilakukan budidaya kelengkeng bersama komunitas kelengkeng Jateng,” tuturnya.
Supri menegaskan kualitas kelengkeng itoh ini tidak kalah dengan impor, karena rasanya manis, daging tebal, dan renyah. Kemudian dalam satu kali siklus panen dalam satu pohon, dapat menghasilkan dua 25 kilogram sampai dengan 30 kilogram. Diketahui, di pasaran kelengkeng itoh seharga 35 ribu per Kg. Artinya, jika sampai menjual 30 Kg, akan mendapatkan uang Rp 1.050.000.
Di sisi lain, Supri mengatakan, hal yang juga penting dalam budidaya adalah kemauan masyarakat untuk membudidaya. Menurutnya, walaupun pemerintah menyediakan anggaran yang besar tetapi masyarakat tidak ada keinginan maka akan tidak menjadi apa-apa.
Dia menjelaskan ada yang terpenting selain semangat budidaya kelengkeng, yaitu mengantisipasi booming produk atau melonjaknya produksi yang sama. Supaya tidak sulit dalam pemasaran, karena menumpuknya ketersediaan.