SERAYUNEWS– Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap Cilacap terus mendorong peningkatan skill mitra binaan untuk pengembangan kapasitas & kualitas. Seperti melalui penyuluhan budidaya ikan sidat bagi kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Sidat Panikel sebagai bagian dari program TJSL, Pusat Budidaya & Edukasi Sidat Panikel (Pusaka).
Kegiatan yang berkolaborasi dengan Koperasi Mina Sidat Bersatu Kedungreja ini diselenggarakan di Balai Desa Panikel, Kecamatan Kampung Laut, Senin (15/9/2025). Dihadiri Officer CSR & SMEPP Kilang Cilacap, Lifania Riski Nugrahani; Kades Panikel, Sumaryo; dan peserta penyuluhan.
Lifania menyatakan penyuluhan ini bertujuan meningkatkan kapasitas pengetahuan & keterampilan masyarakat pengelola budidaya ikan sidat yang memiliki nilai ekonomi tinggi sekaligus menjaga kelestariannya. “Kami apresiasi semangat warga mengembangkan potensi perikanan lokal. Kehadiran Kilang Cilacap memberi dukungan melalui program TJSL yang fokus pada pemberdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal,” jelasnya.
Dijelaskan, Kilang Cilacap berkomitmen mendukung inisiatif masyarakat yang berorientasi pada keberlanjutan. “Kami berharap penyuluhan ini dapat memberikan manfaat nyata, mendorong produktivitas pembudidaya, serta membuka peluang usaha yang lebih luas,” ujar Lifania.
Kades Panikel, Sumaryo mengungkapkan program TJSL Kilang Cilacap menjadi pemicu & pemacu masyarakat untuk menggerakkan aktivitas budidaya ikan sidat di Panikel. “Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan Pertamina yang telah mewujudkan kegiatan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Pemateri Rudi Sutomo dari Koperasi Mina Sidat Bersatu Desa Kaliwungu, Kecamatan Kedungreja, Cilacap menyampaikan budidaya ikan sidat memiliki keunikan dibandingkan ikan lain.
“Sidat bisa hidup di air tawar dan laut dengan siklus berbeda dengan ikan lain. Ia memiliki ketahanan hidup yang kuat, tahan pada kualitas air yang lebih rendah, serta relatif aman dari risiko kematian. Sehingga budidaya ini menawarkan peluang pasar lebih besar dengan harga jual yang tinggi,” urainya.
Salah satu tantangan pada budidaya sidat itu adalah terkait pengetahuan pengelolaan sidat. “Jumlah sumber daya manusia bukan menjadi tantangan, justru pemahaman mengelola budidaya sidat yang menjadi tantangan utama. Kami menyambut baik penyuluhan hari ini,” imbuh Rudi.