Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Hatim Ilwan menerangkan pelatihan ini sebagai bagian dari program pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kutawaru (Mamaku) guna memaskimalkan peran perusahaan terhadap aspek lingkungan.
“Hal ini dilatarbelakangi tingginya angka pengangguran khususnya perempuan yang telah lepas dari kontrak TKW,” ujarnya.
Program Mamaku fokus pada pengembangan masyarakat berbasis eco-tourism dengan 4 kegiatan utama. “Ada pengembangan Silvofishery tambak kepiting, inovasi pengelolaan sampah mandiri berbasis energi baru terbarukan, pengembangan wisata pemancingan kelompok pembudidaya ikan dan pelatihan pengelolaan tambak Kelompok Wanita eks TKW,” lanjut Hatim.
Di sisi lain masuknya peran eks TKW juga untuk menjawab kebutuhan sumber daya manusia dalam mendukung konsep eco-tourism khususnya pengelolaan hasil tambak menjadi camilan atau oleh-oleh khas Mamaku.
“Para eks TKW ini tentu memiliki pengalaman yang matang di luar negeri. Saatnya kita alihkan pengalaman itu untuk membesarkan kampung halaman mereka sendiri,” katanya.
Peserta pelatihan tergabung dalam kelompok Bunda Malutik Kutawaru (Buntikku). Kata ‘Malutik’ berasal dari bahasa setempat, yang artinya ‘grumbul’ atau dalam Bahasa Indonesia dimaknai bersatu.
“Kegiatan pelatihan ini menggunakan protokol kesehatan secara ketat, seperti penggunaan masker dan peserta lebih dulu menjalani swab antigen,” ujarnya.
Pelatihan diikuti 10 orang eks TKW yang kesulitan memperpanjang kontrak di luar negeri karena terdampak pandemi Covid 19. Sedangkan Pemateri dalam kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Persatuan Chef Profesional Banyumas.
Dalam kesempatan itu Officer CSR & SMEPP Pertamina RU IV, Dian Kuswardani secara simbolis menyerahkan bantuan peralatan dan perlengkapan kegiatan pelatihan olahan tambak.
Ketua Kelompok Buntikku, Sumiyati menyambut antusias kegiatan pelatihan yang diinisiasi oleh Pertamina RU IV Cilacap.
“Ini menjadi wujud sinergi yang terjalin sangat baik selama ini. Kami yakin kegiatan ini bermanfaat untuk memberdayakan para mantan TKW untuk fokus pada potensi lokal sehingga tidak harus menjadi TKW lagi,” katanya.