SERAYUNEWS – Bosan dengan menu yang itu-itu aja, Warung Tradisional Kopi Kebul Banjarnegara yang berada di Jlaan Raya Kenteng – Madukara ini menyajikan aneka makanan tradisional tempo dulu. Nuansa perdesaan dengan hamparan persawahan menjadikan warung ini selalu dipadati pengunjung.
Tak hanya menu yang tempo dulu, cara masak dan bumbu yang digunakan juga serba tradisional. Semua masakan menggunakan bumbu khusus dan memasaknya dengan menggunakan kayu bakar.
Tentu saja ini menambah sensasi bagi pelanggan saat mencoba menu di warung yang berada tak jauh dari Kompleks Stadion Soemitro Kolopaking Banjarnegara. Hal ini tentu banyak menarik para pelanggan, tidak hanya warga lokal, tetapi juga banyak dari luar Banjarnegara hanya untuk sekadar menikmati nuansa dan masakan tempo dulu.
Nuansa perdesaan sangat terasa saat memasuki ruangan warung, mulai dari peralatan dan tempat makan, hingga aneka nasi. Bahkan pelanggan juga bisa melihat langsung prosesi masak yang menggunakan kayu bakar.
Jatmiko, pemilik warung Kopi Kebul ini mengakui jika warung miliknya ini menggunakan konsep tradisional. Tidak hanya cara memasak dan suasana perdesaan, aneka menu yang dijual juga masih tradisional, seperti nasi merah, nasi leye, nasi jagung, dan juga nasi putih.
“Untuk sayuran, kami juga menyediakan menu tempo dulu yang jarang ditemui di tempat lain, seperti sayur lumbu, peyek jui, pepes jamur, pepes ikan, sayur bobor, dan aneka menu lainnya. Termasuk opor ayam yang dimasak dengan menggunakan bumbu khusus dengan menggunakan tungku dan kayu bakar,” katanya.
Selain itu, para pengunjung juga akan dimanjakan dengan nuansa perdesaan yang identik dengan joglo dan persawahan. Tentunya ini akan menambah nuansa serta memanjakan lidah penikmat masakan nusantara yang rindu dengan masakan nenek moyang sekaligus bernostalgia dengan suasana perdesan.
Elis Novit, pelanggan menu tradisional asal Banjarnegara ini mengaku sengaja datang ke Kopi Kebul untuk menikmati nuansa tradisional dan warung perdesaan. Apalagi saat ini bertepatan dengan Idul Adha, hampir semua menu daging ada di mana-mana, termasuk di rumah.
“Ya kami sengaja datang ke sini untuk menimkati nuansa perdesaan, ini juga menjadi alternatif saat bosan dengan menu daging, harga juga sangat terjangkau,” ujarnya.