Yelfia SPi (38) warga Desa Patemon, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga kini tengah menikmati manisnya buah usaha yang ia rintis belasan tahun silam. Produknya telah dikenal luas, jumlah produksinya meningkat. Bahkan rasa abon lele buatannya diapresiasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno.
Purbalingga, serayunews.com
Yelfia dan suami Marbowo Leksono serta anak-anaknya, kini menempati rumah di wilayah RT 2 RW 1 Desa Patemon, Bojongsari. Rumah itu merupakan hasil usaha yang ia rintis sejak 2011 silam. Pada tahun itu, dia masih menempati rumah kontrakan di wilayah Purbalingga.
Yelfia mengaku tidak ada latar belakang wirausaha. Namun di tahun 2011 itu dia mulai melangkahkan kaki menapaki dunia usaha. Awal perjalanannya itu hanya berbekal dari hasil pelatihan yang secara singkat dia ikuti.
“Tidak ada basic wirausaha sama sekali, modal pernah mengikuti pelatihan saja,” katanya, Sabtu (08/10/2022).
Awal merintis itu, keyakinannya juga didukung atas ketersediaan bahan baku. Saat itu, di sekitar tempat tinggalnya banyak peternak lele. Para peternak lele kebingungan menjual ikan yang ukurannya di atas rata-rata. Sementara itu, untuk membuat abon dia justru membutuhkan ikan yang ukuran besar.
“Kebetulan di sekitar rumah banyak petani lele yang kesusahan membuang (menjual, red) ikan yang ukurannya tidak sesuai pesanan, jadi malah kebetulan sekali,” katanya.
Awalnya Yelfia hanya mengolah daging lele menjadi abon. Satu produk itu pun memiliki tantangan yang kuat. Karena secara umum masyarakat mengenal abon berbahan daging ayam dan sapi. Terlebih ada juga kesan masyarakat yang memandan sebelah mata terhadap lele. Secara, ikan itu identik hidup di air kurang bersih.
“Tantangannya jelas saat pemasaran. Mulai dari door to door memperkenalkan abon lele, dan tantangan atas persepsi masyarakat memandang ikan lele yang identik hidup di air kotor,” ujarnya.
Kendala-kendala yang ada tidak ia jadikan beban, tapi justru dia lebih tertantang. Usahanya terus berjalan dan berkembang. Awalnya hanya satu produk olahan, seiring waktu brand Marisa Food terus berinovasi.
“Dulu hanya abon saja, itu dagingnya. Sekarang kulit dan tulang atau durinya pun bisa jadi produk makanan, jadi hampir tidak ada sisa dari satu ekor lele,” kata dia.
Sekarang ada belasan produk yang dihasilkan dari Marisa Food, dengan bahan dasar ikan lele. Tak hanya abon, ada krupuk, pastel, dan sejumlah makanan frozen. Jumlah produksi pun kian meningkat.
Dalam sebulan, kurang lebih 360 kilogram ikan lele segar dibutuhkan dengan hasil abon lele kisaran 90 kilogram.
“Saya kemas dalam kantong kedap aluminium foil zipper bergramasi 80 gram. Varian lainnya ada bakso ikan lele, rolade, otak-otak, nugget, lele krispi dan lainnya. Harga abon lele mulai Rp 24 ribu,” kata dia.
Ibu rumah tangga 3 anak lulusan Undip ini berkesempatan mewakili ke Tegal acara AKI bertemu dan mendapatkan kejutan apresiasi oleh Menteri Sandiaga Uno, pada Juli lalu.
“Saya tidak menduga sama sekali jika Pak Menteri akan memuji abon lele dan olahan lele lainnya dari kami. Sungguh, namun kata Pak Sandiaga, Uenak Pol,” ujarnya.
Yelfie mengaku tidak ada tips khusus untuk memulai usaha. Dia hanya memegang prinsip bahwa setiap usaha yang dilakukan, rawat dan jaga dengan baik selayaknya merawat dan menjaga anak.
“Gini saja, merawat usaha itu sama halnya merawat anak. Beri nama yang baik, beri pakaian yang baik, rawat dengan baik. Awal-awal kita yang merawat anak, tapi kelak anak juga yang akan merawat dan mendukung atas kehidupan kita. Begitu juga dengan usaha, ketika sudah tumbuh besar dan berkembang, itu yang akan menghidupi kita,” kata dia.