Purwokerto, serayunews.com
Idhad warga Kelurahan Berkoh, Kecamatan Purwokerto Selatan, menjadi salah satu orang yang pro terkait kebijakan pemerintah tersebut.
“Biasanya anak saya pulang jam 10.00 kadang jam 10.30 WIB, sekarang pulangnya itu sekitar jam 12.10 WIB. Anak saya tidak kelahan dan saya mendukung sekali lima hari belajar,” katanya.
Ia beralasan, dengan lima hari belajar anaknya yang masih duduk di kelas 2 SD tersebut jadi lebih fokus kegiatan yang lebih positif. Sebab, minimnya waktu luang untuk bermain gadget.
“Jadi kalau selesai belajar jam segitu, pulang ke rumah sejam bisa tidur. Kemudian bangunnya, bisa ikut kegiatan seperti sepak bola. Jadi nggak tergantung sama gadget, lebih efektif seperti ini. Kemudian waktu libur bersama keluarga, lebih banyak Sabtu dan Minggu,” ujarnya.
Sementara wali murid di SD Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara yang enggan disebutkan namanya mengaku, tidak menyetujui hal tersebut. Karena waktunya jadi sempit untuk belajar hal lain.
“Anak saya kelas lima SD, pulangnya sekitar jam 1 siang. Biasanya kalau pulang 12 siang itu bisa makan siang, terus siap-siap buat ikut les, sorenya olahraga. Kalau seperti ini kan jadi ngerubah jadwal dan lebih capek anaknya,” katanya.