Umu Tri Mulyani salah satu Mahasiswi Kuliah Kerja Nyata Reguler Dari Rumah (KKN-RDR) Universitas Negeri (UIN) Walisongo Semarang bantu mengajarkan anak RA bagaimana cara mengucapkan makhorijul huruf hijaiyah yang baik dan benar. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk pengabdian di desanya melalui lembaga pendidikan.
“Saya ingin pengabdian kali ini bermanfaat bagi orang lain dan dapat menyalurkan ilmu saya salah satunya melalui lembaga pendidikan ini”, kata Umu Tri Mulyani.
Umi Tafsiroh, Kepala Sekolah RA Diponegoro sangat mengapresiasi dan menyambut dengan antusias atas ketersediaan mahasiswi KKN UIN Walisongo untuk membantu mengajar anak didiknya.
“Alhamdulillah saya sangat senang bisa dibantu oleh mahasiswi KKN UIN Walisongo, karena selain meringankan kami (para guru) mengajar juga dapat melatih mental mahasiswi untuk mengaplikasikan ilmunya”, kata Umi pada detakjateng.
Umi menjelaskan bahwa desa Penolih masuk dalam kategori zona hijau dan sejak adanya peraturan terkait kebiasaan baru (new normal) kegiatan pembelajaran mulai dilakukan secara tatap muka kembali, tentunya dengan menggunakan protokol kesehatan.
“Ada yang berbeda dengan model pembelajaran saat ini, karena harus dibagi menjadi 2 sesi atau kelompok dalam satu kelas. Tujuannya untuk mengurangi jumlah siswa dalam rangka pencegahan terpaparnya virus Covid-19. Siswa maupun guru juga harus menerapkan 3M, yaitu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak”, ujarnya.
Pairah, salah satu orang tua peserta didik mengaku sangat senang dengan diterapkannya kembali pembelajaran secara tatap muka, meskipun tidak bisa berangkat full satu minggu karena dibatasi dengan jumlahnya siswa.
“Alhamdulillah pembelajaran secara tatap muka sudah bisa diterapkan kembali setelah berapa berhenti akibat adanya pandemi Covid-19. Karena baru memasuki tahun ajaran baru, tentunya anak-anak sangat perlu bertatap muka langsung dengan guru untuk belajar dan berkenalan dengan teman-teman barunya”, ungkap Pairah.