Puluhan aktivis mahasiswa dan pemuda di Banjarnegara mengikuti Focus Group Discussion (FGD) di auditorium STAI Tanbihul Ghofiliin (Tangho) Banjarnegara, Sabtu (25/6/2022). BEM STAI Tanbihul Ghofiliin (Tangho) bersama dengan Santri Gayeng Nusantara (SGN) menjadi penyelenggara FGD tersebut.
Banjarnegara, serayunews.com
Dalam FGD kali ini menghadirkan para narasumber dari kalangan pemerintah, TNI, Polri, dan Kementerian Agama, kiai. Hadir juga mantan pentolan jaringan Khilafatul Muslimin dan Jamaah Islamiyah (JI) yang juga mantan narapidana teroris (napiter) asal Banjarnegara.
Kehadiran Shodikin yang merupakan pentolan (JI) ini bercerita gamblang tentang cara perekrutan serta misi kelompoknya dalam mendirikan Khilafatul Muslimin. Shodikin juga menceritakan tentang pengalamannya ketika dulu terjebak dalam jaringan teroris hingga akhirnya tersadar bahwa itu adalah sebuah kekeliruan.
Mendasar pada hal ini, Shodikin bertekad untuk mengajak generasi muda untuk tetap waspada dan benar-benar memahami ajaran islam yang rahmatal lil alamin.
“Jumlah mereka sangat banyak, bahkan sangat halus, mereka juga terus melakukan perekrutan, sehingga harus waspada. Untuk itu semua pihak harus terlibat, mulai dari pemerintah, tokoh, maupun akademisi harus bersama mencegah paham Khilafatul Muslimin maupun paham radikal lainnya,” katanya.
Menurutnya, kelompok ‘garis keras’ memiliki perilaku yang tidak lazim. Mereka juga menggunakan Alquran dan Hadits dalam perekrutan, tidak percaya dengan Pancasila maupun Undang-undang dasar. Padahal kalau kita mau jujur, isi dari Pancasila maupun Undang-undang dasar ada dalam ajaran agama.