SERAYUNEWS- Kontraktor ternama sekaligus Ketua Presidium Pemekaran Cilacap Barat, Bambang Suharto, mantap maju dalam kontestasi Pilkada Cilacap 2024. Putra Cilacap ini membawa misi untuk merubah stigma Cilacap sebagai kota mati, menjadi kota hidup 24 jam.
Hal itu dia sampaikan saat silaturahmi dan deklarasi Simpul Relawan Cilacap Bangkit, di BSC Majenang Cilacap, Minggu (9/6/2024).
Bambang memantapkan diri maju di Pilkada Cilacap, 27 November 2024 sebagai Bupati atau Wakil Bupati. Dia juga mengaku, telah menjalin komunikasi dengan sejumlah partai politik di Cilacap.
Bambang yang sudah berpengalaman menggeluti di bidang infrastruktur, prihatin dengan kemajuan pembangunan di Cilacap. Dia juga menilai, banyak potensi di Cilacap yang belum tergarap.
Menurutnya, Cilacap mempunyai potensi yang tidak ada di kawasan lain di Jawa Bagian Selatan. Selain itu, Cilacap memiliki sumber daya alam dan potensi lain terkait jaringan infrastruktur.
“Sekarang kita tahu stigma Cilacap kota mati, dan faktanya memang demikian. Saya berkeinginan membuat target-target, ketika menjadi orang yang mempunyai posisi di Cilacap. Dalam 5 tahun pertama, saya akan merubah stigma Cilacap dari kota mati menjadi kota hidup 24 jam,” ujarnya.
Bambang yang memiliki segudang pengalaman di bidang infrastruktur menyampaikan, bisa mewujudkan kota hidup 24 jam. Caranya mengkoneksikan Jalur Lintas Selatan Selatan (JLSS) tanpa menunggu adanya jalan tol.
“Karena koneksi JLSS dari timur sudah sampai ke Petanahan, dari barat sampai ke Jetis tinggal beberapa kilometer saja. Kalau itu sudah terhubung ke Sidareja sampai ke Cukangleuleus, mobilitas barang dan jasa dari Bandung, Banjar, Tasik yang akan ke Yogyakarta dan Surabaya tidak akan lagi melewati Majenang dan Karangpucung. Mereka akan memilih ke Jalur selatan, Sidareja, Cilacap, Kroya dan selanjutnya,” bebernya.
Dengan demikian, lanjut Bambang, koneksi JLSS bakal memangkas jarak tempuh lebih kurang 20 Kilometer dengan medan yang relatif lebih aman dan datar. Karena dengan rekayasa enginering, meski kondisi saat ini di Petanahan dengan perbukitan terjal.
“Pengalaman melihat JLSS di Wonogiri dan Tulungagung, kita terlibat di sana tidak ada lagi jalan-jalan terjal, semua menjadi datar,” imbuhnya.
Bambang meyakini, bahwa jika JLSS terkoneksi maka jasa transportasi bakal berpindah ke Jalur Selatan. Maka selain kota Cilacap, simpul Sidareja dan Kroya bakal menjadi kota hidup 24 jam.
“Karena ada efisiensi dari energi, bahan bakar, dan akan berkembang terus. Itulah yang saya bilang, 5 tahun pertama jika saya menjadi wakil bupati, Cilacap, Kroya, Sidareja yang sekarang mempunyai stigma kota mati akan menjadi kota hidup 24 jam,” tambahnya.
Selain JLSS, Bambang juga memiliki konsep pengembangan double track jalur kereta api. Hal ini untuk mendorong pertumbuhan UMKM, dengan mengaktifkan kembali semua stasiun di Cilacap. Sehingga tidak hanya melayani jarak jauh, melainkan tujuan setiap stasiun.
“Kalau saya menjadi wakil bupati 5 tahun, maka akan terjadi double track dari Kroya sampai ke Tasikmalaya minimal sampai Bandung. Dengan double track tidak mengurangi kereta jarak jauh tapi juga akan menghidupkan stasiun-stasiun yang ada. Maka ada stasiun commuter kereta commuter yang akan mampir ke stasiun-stasiun sehingga UMKM akan menjadi lebih hidup,” imbuhnya.
Selain itu, menurutnya masih banyak potensi Cilacap yang belum tergarap seperti potensi Bandara Tunggul Wulung dan Pelabuhan. Bahkan jika dia menjabat, bakal mengupayakan pembangunan Stasiun Kroya menjadi 10 kali lipat. Karena Stasiun Kroya menjadi stasiun yang strategis.
Tak hanya itu, Bambang juga akan terus perjuangkan pemekaran Cilacap. Bahkan bukan hanya pemekaran Kabupaten Cilacap saja, tapi terbentuknya Kota Madya baru dan dua kabupaten, yaitu Cilacap Timur dan Cilacap Barat.
Namun untuk mewujudkan itu butuh kerjasama baik lintas kabupaten, provinsi, stakeholder maupun kementerian.