SERAYUNEWS – Masjid Agung Gumelem atau lebih terkenal sebagai Masjid Ki Ageng Chasan Besari, merupakan salah satu masjid kuno yang menjadi saksi kejayaan Islam di Kabupaten Banjarnegara.
Masjid ini berdiri kokoh di dua desa, yakni Desa Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, dan telah ada sejak tahun 1559 Masehi.
Keunikan masjid ini tidak hanya terletak pada sejarah panjangnya, tetapi juga pada lokasinya yang berada di dua wilayah administrasi berbeda.
Hal ini memungkinkan jemaah yang melaksanakan salat, berada dalam dua desa secara bersamaan.
Tokoh agama Desa Gumelem Kulon, Arief Machbub menjelaskan, masjid ini merupakan bagian penting dari sejarah penyebaran Islam di Banjarnegara.
Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi simbol kebersamaan dan pemersatu warga dua desa.
“Masjid kuno ini menjadi bukti kejayaan Islam di Kabupaten Banjarnegara. Keberadaannya juga menjadi simbol kebersamaan, karena letaknya berada di dua wilayah administrasi yang berbeda,” katanya.
Perbatasan dua wilayah ini ditandai dengan sebuah lubang berdiameter 20 sentimeter yang berada di ruang imam.
Lubang tersebut memungkinkan jemaah melihat langsung aktivitas warga di dua desa. Di mana Desa Gumelem Kulon berada di sebelah kanan dan Desa Gumelem Wetan di sebelah kiri.
Masjid Ki Ageng Chasan Besari memiliki 16 tiang penyangga (saka), salah satunya selalu terasa lembab meskipun daerah tersebut rawan kekeringan.
Keberadaan tiang ini menjadi salah satu daya tarik dan misteri tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, di atap masjid terdapat tulisan Arab kuno yang hingga kini belum berhasil diterjemahkan.
Tulisan tersebut menjadi bukti kuat kejayaan Islam pada masa lalu dan menarik perhatian banyak peneliti serta ahli sejarah.
“Tulisan Arab kuno pada atap tiang penyangga ini, masih ada hingga sekarang. Tetapi belum ada yang bisa membaca atau mengartikannya, karena penulisannya dengan huruf Arab kuno,” jelas Arief.
Sejak sebelum kemerdekaan, Masjid Ki Ageng Chasan Besari tidak hanya untuk ibadah. Tetapi juga sebagai pusat kajian keagamaan dan tempat berkumpulnya masyarakat.
“Sampai saat ini, masjid ini masih menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pemersatu warga. Setiap Ramadan, masjid selalu penuh dengan jemaah dari dua desa yang bersama-sama melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan,” kata Arief.
Dengan sejarah panjang dan keunikannya, Masjid Ki Ageng Chasan Besari tetap menjadi simbol kejayaan Islam. Sekaligus penjaga harmoni bagi masyarakat Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan.
Masjid ini terus menjadi tempat ibadah, pembelajaran agama, dan bukti eratnya persatuan di tengah perbedaan administratif.