SERAYUNEWS – Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, mulai menempati rumah dinas di Jl Kabupaten No 1, Kompleks Pendopo Si Panji Purwokerto.
Dia dan keluarga melakukan prosesi pindahan atau Boyongan dengan upacara adat Jawa. Berangkat dari kediaman pribadi, dan sesampainya di halaman pendopo Si Panji Purwokerto, jalan kaki menuju rumah dinas.
Bupati Sadewo dan keluarga, membawa uborampe Adat Jawa, antara lain lampu sentir yang dibawa sendiri oleh Bupati Sadewo, tempat berisi beras yang dibawa oleh Ny Nuraeni Sadewo, sementara putra dan keluarga lain membawa tikar, bantal guling, kendi berisi air bunga dan jajan pasar.
Setelah masuk rumah dinas, dan melewati Pendopo, Bupati dan istri langsung menuju kamar utama. Kemudian melakukan ritual memasang bantal dan guling pada ranjang, serta menggelar tikar di lantai. Selanjutnya, istrinya Nuraeni, menuju dapur dan meletakan beras tempat beras (pedaringan Jawa).
Acara selanjutnya Bupati Sadewo dan istri menuju halaman pendopo untuk menyapu, dan membanting kendi.
“Menyapu ini mempunyai makna membersihkan rintangan yang mungkin ada dalam menjalankan tugas sebagai Bupati. Memecah kendi didalamnya ada air, dilambangkan sebagai sumber kehidupan yang akan menjadi sumber kemakmuran untuk masyarakat Banyumas,” katanya, Kamis (14/3/2025) sore.
Menurut Sadewo, dipilihnya boyongan ke Rumdin Bupati dengan adat Jawa itu sebagai bagian dari nguri-nguri Budaya Jawa. Agar selamat dan lancar dalam mengemban tugas sebagai Bupati Banyumas, dengan lancar, tidak ada halangan dan selamat untuk memajukan Kabupaten Banyumas.
“Sebagai rasa syukur, dan mengapa dipilih boyongan dengan adat Jawa, sebagai orang Jawa, itu ada filosofi yang baik, jadi jangan dilihat ini klenik dan sebagainya,” kata dia.
Apalagi dengan boyongan tersebut, menurutnya akan mempermudah berkoordinasi dengan jajaran staf, dalam kerja kedinasan dan kemudahan dalam memberikan pelayanan pada masyarakat Banyumas