Cilacap, serayunews.com
Merosotnya harga padi itulah yang keluhkan oleh sebagian besar petani di Cilacap. Terlebih bagi petani penggarap yang tidak memiliki lahan sendiri yang semakin terpukul dengan kondisi saat ini. Ongkos produksi yang besar dan harga pupuk pun terus meningkat, tidak sebanding dengan harga padi yang merosot di saat panen.
Kondisi ini, salah satunya dirasakan oleh Mugiono (45) warga Kecamatan Sampang yang juga sebagai petani penggarap. Ia mengaku merasa berat jika kondisi ini terus berlarut tanpa ada solusi jitu dan terkesan menjadi alasan masalah klasik.
“Panen sekarang harganya turun, gabah kering panen dari sawah laku dijual hanya 3500 rupiah per kilogramnya. Belum lagi saya hanya penggarap, dan hasilnya dibagi lagi dengan pemilik lahan. Kalau bisa harganya naik, jadi bisa mengganti biaya ongkos produksi dan pupuk. Jadi nggak hanya kembali modal tapi bisa untung banyak,” ujarnya, Kamis (30/6).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Susilan melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan Mlati Asih Budiarti mengatakan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi harga padi di Cilacap turun saat ini, di antaranya karena masuk musim panen raya.
“Turunnya harga ini dipengaruhi karena produksi dan hampir semua panen, kemudian permintaan tetap, kalau panen banyak otomatis, karena ini hukum ekonomi. Dulu pas lagi parahnya Covid harga gabah tidak laku, kalau sekarang meski agak turun tapi ada yang membeli,” ujarnya.
Selain karena panen raya dan permintaan yang tetap, menurutnya faktor lain juga dipengaruhi dengan serapan bulog yang masih terbatas.
“Biasanya standar bulog kan 4200 rupiah, karena bulog serapannya terbatas, jadi sesuaikan harga pasar,” ujarnya.
Adapun sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap mulai masuk musim panen pada masim tanam ke dua ini, di antaranya wilayah Cilacap bagian timur seperti di Kecamatan Kroya, Sampang dan sekitarnya.
Data Dinas Pertanian Cilacap, hingga saat ini realisai produksi padi mencapai 428.518 ton atau sekitar 45,44 persen dari target produksi 924.956 ton di tahun 2022 ini. Bahkan, untuk pemenuhan kebutuhan padi di Kabupaten Cilacap sudah tercukupi sejak panen bulan Maret lalu.
“Untuk kebutuhan satu Kabupaten sebenarnya di bulan Maret sudah tercukupi kebutuhan berasnya untuk satu tahun, panen bulan April hingga Desember nanti untuk stok,” ujarnya.